"Jadi DAS Jambo Aye ini hulunya di Aceh Tengah. Mengalir ke Bener Meriah dan hilirnya ke Aceh Timur," kata pengamat Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan dari Universitas Almuslim, Cut Azizah, kepada
Kantor Berita RMOLAceh, Senin (3/1).
Menurut Cut Aziziah, kondisi hutan di kawasan hulu Jambo Aye terus berkurang. Hal inilah yang menyebabkan banjir besar terus menerus. Banjir akan terjadi di kawasan DAS Jambo Aye jika hujan terjadi lima hari berturut-turut di kawasan itu.
Untuk itu, banjir yang berulang ini harus diantisipasi dengan langkah sederhana. Dicontohkan Cut Azizah, masyarakat jangan membuat rumah di dekat sempadan sungai.
"Seperti halnya di DAS Arakundo, banyak rumah di kawasan itu yang dibangun di sisi aliran sungai. Areal 100 meter di sisi kiri dan kanan aliran sungai tidak boleh ditinggali," paparnya.
Ia menyarankan agar areal yang ditanami sawit membuat saluran penahan air. Bisa berupa saluran panjang atau lubang. Sehingga saluran dan lubang ini dapat menampung limpahan air hujan dan tidak merendam kawasan permukiman.
Hal itu, lanjutnya, dapat dilakukan sembari menanami kembali lahan kritis di kawasan hutan Aceh.
â€Dan yang terpenting adalah, meningkatkan kesadaran lingkungan dan mendorong kebijakan yang berpihak pada perlindungan kawasan hutan,†tegasnya.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: