Lewat cuplikan videonya di Instagram, Ridwan Kamil menjelaskan bahwa itu adalah tes masif, bukan massal.
"Sampurasun warga Jawa Barat. Dalam kesempatan ini saya ingin menerangkan prosedur tes masih covid-19, diubah ya, nggak pakai kata massal tapi masif," terang Ridwan Kamil yang akrab disapa Kang Emil.
Masih seperti rencana semula, tes cepat virus corona dilakukan sesuai prioritas, tidak untuk semua orang. Dilakukan berbarengan tetapi hanya orang-orang dengan prioritas yang bisa menjalani tes tersebut.
"Sekali lagi, bukan untuk mengetes semua warga. Tujuannya adalah mencari peta persebaran covid 19 dari mereka mereka yang dicurigai dan radius mereka di mana. Kedua memutus mata rantai persebaran Yang sekarang kita duga ada di Jawa Barat," tegas Kang Emil.
"Setelah ketahuan siapa saja yang positif, akan ada tindakan lanjutan medis."
Menurut kasus yang telah ada di Jawa Barat, pengetesan dilakukan di wilayah tersebut. Misal, data kasus yang tercatat saat ini penyebaran ada di Bogor, maka pengetesan akan dilakukan di zona Bogor, lalu Depok, kemudian Bekasi.
Selanjutnya data kasus ada di wilayah Bandung, maka pengetesan dilakukan di wilayah Bandung Raya sesuai jumlah positif covid-19 yang terdata, seperti Cimahi, Sumedang dan seterusnya.
Kang Emil mengklaim yang ia lakukan mengikuti model Korea Selatan yang dianggap paling baik.
"Ini dipilih Presiden, tidak ada yang namanya lockdown, ya. Tapi dimasifkan tesnya, itu (seperti) di Korea Selatan."
Kang Emil juga menyinggung bahwa orang-orang Korea memiliki tingkat kedisiplinan yang tinggi.
"Bedanya orang Korea, oppa-oppanya, disiplin sangat. Kira-kira begitu, ini harus jadi tantangan kita di Jawa Barat. Di Korea Selatan juga melakukan opsi, pertama door to door. Kita juga melakukan itu. Opsi kedua dites di Rumah Sakit, kita juga ada. Ops ketiga, drive-through, kita juga ada, nah ini yang mungkin akan diterangkan lebih lanjut."
Korea Selatan hanya mengetes 300 ribu dari 51 juta penduduk, sesuai imbauan WHO.
"Sehingga totalnya hanya 0,6 persen. Kesimpulannya tidak untuk semua warga tapi untuk menyampling, uji petik mencari peta persebaran," tutup Kang Emil.
BERITA TERKAIT: