Summiter Carstensz: Kelelahan & Kegembiraan Biasanya Sumber Bahaya Tersembunyi

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/'></a>
LAPORAN:
  • Senin, 18 September 2017, 13:19 WIB
Summiter Carstensz: Kelelahan & Kegembiraan Biasanya Sumber Bahaya Tersembunyi
Foto: Tramp
rmol news logo Puncak Carstensz Pyramid (4.884 m) menjadi salah satu seri pendakian gunung tertinggi di dunia yang bergengsi. Sejak Reinhold Messner menyelesaikan seven summit di tanah tertinggi milik NKRI itu, Carstenzs menjadi sangat terkenal dan dipuji sebagai salah satu puncak gunung yang menantang.

Tujuh puncak tertinggi Carstenzs Pyramid (Australia-Asia), bersama Mount Everest (Asia), Kilimanjaro (Afrika), Elbrus (Eropa), Aconcagua (Amerika Selatan), Mckinley (Amerika Utara), dan Vinson Massif (Antartika).

Syatiri Ahmad Asa dan Asep Sumantri, pendaki gunung dari Top Ranger And Mountain Pathfinder (TRAMP) akan memimpin pendakian tim Ekspedisi Bhinneka Tunggal Ika ke puncak tertinggi di Indonesia dan juga dunia, Carstensz Pyramid di Papua, 28 September-11 Oktober 2017 mendatang.

Ekspedisi ini tidak hanya melibatkan sejumlah jurnalis dari beberapa daerah, juga mahasiswa, pelajar, pemuda, bersama prajurit TNI AD.

"Pendakian Carstensz Pyramid biasanya satu kesatuan dengan pendakian ke Puncak Jaya Wijaya yang memiliki es abadi. Puncak Jaya Wijaya menjadi pemanasan buat pendakinya, karena dengan perjalanan yang tidak begitu sulit menjadi bekal penambahan aklimatisasi. Puncak es abadi itu memang perlahan mencair, menjejalkan kaki di sana, merasakah tanah tertinggi NKRI berada dalam dekapan yang hangat kita," tutur Syatiri berbagi pengalamannya.
 
"Sehari setelah itu, saya pindah target ke atap dunia milik Indonesia."

Perjalanan dimulai dari lembah Danau-Danau (4.200 m) pada pukul 02.00 WIT. Dari dasar dinding Carstensz, dengan teknik jumaring sekitar empat bagian dari yang lebih mudah scrambling hingga yang panjang mencapai 40 meter ke Teras Besar pada ketinggian 4.600 meter.

"Sekitar subuh kami sampai di lokasi Teras Besar, peralatan pendakian yang berkualitas terutama yang menahan suhu dingin diperlukan," tuturnya lebih lanjut.

Kebutuhan air minum, setiap orang wajib bawa empat liter. "Saya menaruh dua liter di beberapa bagian, sebagai cadangan dan sisanya saya bawa ke puncak. Udara memang dingin sekali, mencapai minus 15 derajat Celcius," ulasnya.

Sesudahnya, perjalanan scrambling ke Carstensz Ridge bisa dicapai dengan trekking. Dari sini, jarak ke puncak bisa dicapai dalam 3-4 jam, tergantung ritme perjalanan.

Jika kekuatan tim merata, dengan kondisi bugar perjalanan menjadi lebih baik. Di tebing ini sudah sudah dipasang tali tetap hingga patahan tebing. Tali ini dipasang pertama kali oleh Ripto Mulyono dari Mapala UI pada tahun 1994 bersama almarhum Rob Hall (wafat dalam tragedi ‘Everest Disaster’, 1996).

Ada tyrolean traverse menyeberang menggantung pada seutas tali sepanjang 50 m, yang sekarang sudah dipasang Burma Bridge (jembatan melayang dari temali).  Butuh adrenalin tinggi untuk melakukan hal ini, utamanya bila cuaca cerah, karena jurang sedalam kira-kira 600 m menganga di bawah.

Tanah tertinggi sepertinya sudah kelihatan, namun di balik itu ada puncak-puncak palsu yang perlu dilewati. Masih ada waktu sekitar dua jam lagi mencapai puncak, latihan fisik yang teratur dengan kemampuan paru-paru menghisap udara yang baik ditantang sampai ke batasnya di ketinggian ini. "Kelelahan dan kegembiraan yang menjadi satu, biasanya menjadi sumber bahaya tersembunyi," imbuh Syatiri mewanti-wanti.

Lepas dari kawasan menegangkan tadi, terlihat Puncak Carstensz yang ditandai dengan Prasasti Hartono Basuki, pendaki dari Mapala UI yang meninggal saat cuaca buruk dalam ekspedisi 1982. Lahan sempit yang hanya muat enam orang berdiri, sujud syukur ketika tiba di sini, tanah tertinggi NKRI.

"Saya tiba ketika cuaca yang bagus, udara cerah dan langit biru. Bisa menyaksikan Laut Arafuru, dataran tinggi Zenggilorong, Gresberg, Ideburg, Tembagapura dan Timika. Dan para pendaki yang berdiri di puncak NKRI ini akan menjadi orang tertinggi di lempeng benua Australia dan Asia," katanya.[wid]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA