Mensos Pantau Penyaluran Bansos PKH Jelang Tahun Ajaran Baru

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/'></a>
LAPORAN:
  • Selasa, 11 Juli 2017, 00:04 WIB
Mensos Pantau Penyaluran Bansos PKH Jelang Tahun Ajaran Baru
Net
rmol news logo Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa memastikan pencairan bantuan sosial Program Keluarga Harapan (PKH) berjalan maksimal di berbagai titik di Indonesia menjelang tahun ajaran baru 2017.

Bukan tanpa sebab, menurutnya, Bansos PKH tahap kedua harus cair maksimal pekan kedua Juli.

"Karena tanggal 17 Juli anak-anak sudah mulai masuk sekolah. Uang bansos PKH tentu sangat ditunggu ibu-ibu penerima PKH," terang Khofifah dalam surat elektronik yang diterima redaksi, Senin (10/7).

Bagi daerah yang belum cair, Khofifah minta jajarannya meningkatkan koordinasi dengan bank Himpunan Bank Milik Negara, pemerintah daerah serta agen bank setempat. Untuk memastikan pencairan berjalan lancar, dia memantau langsung proses pencairan bansos PKH secara non tunai di beberapa titik. Salah satunya di Kecamatan Deket, Lamongan, Jawa Timur pada Minggu kemarin (6/7).

"Mungkin ada anak-anak yang seragamnya sudah usang atau kekecilan sehingga  harus ganti yang baru, sepatu yang sudah kekecilan atau robek, buku tulis dan alat tulisnya sudah habis, tas yang sudah robek dan perlu diganti, daftar ulang dan sebagainya. Gunakan uang PKH untuk memenuhi kebutuhan anak sekolah. Semoga cukup," kata Khofifah. 

Khofifah menjelaskan salah satu peruntukan bansos PKH salah adalah untuk pendidikan. Maka dana tahap kedua yang cair sebesar Rp 500.000 diharapkan dapat dimaksimalkan untuk menambah pemenuhan kebutuhan sekolah anak.

"Sehingga anak-anak bisa sekolah dengan tenang dan fokus belajar, saat yang sama orang tua juga tenang karena bisa mencukupinya," tambahnya.

Bantuan sosial PKH non tunai merupakan upaya pemerintah untuk menyalurkan bantuan yang transparan dan akuntabel melalui sistem perbankan. Jumlah bantuan untuk setiap keluarga adalah Rp 1.890.000 per tahun. Pencairan dilakukan bertahap sebanyak empat kali yakni pada Februari, Mei, Agustus, dan November.

Pencairan bansos non tunai PKH menggunakan buku tabungan dan Kartu Keluarga Sejahtera (KKS). Melalui sistem penyaluran nontunai, bansos akan langsung disalurkan ke rekening penerima manfaat. KKS dilengkapi dengan fitur saving account untuk menabung dan e-wallet untuk menyimpan berbagai program bantuan dan subsidi. Jadi, dalam satu kartu dapat digunakan untuk berbagai bansos dan subsidi.

Di Lamongan, penyaluran bansos non tunai dilakukan oleh BNI 46. Di kota dan kabupaten lainnya, bank yang turut mendukung penyaluran adalah BRI, BTN dan Bank Mandiri.

Kabupaten Lamongan pada tahun 2017 menerima bantuan sosial sebesar Rp229.261.877.200. Bantuan tersebut terbagi dalam beberapa progam yakni PKH, Bantuan Beras Sejahtera (Rastra), Bansos Disabilitas, Bansos Lanjut Usia dan Bansos Usaha Ekonomi Produktif-Kelompok Usaha Bersama (UEP-KUBE).

Tahun ini, sebanyak 47.562 keluarga menerima bansos PKH, sementara 100.567 keluarga menerima bantuan Rastra. Kemudian sebanyak 244 jiwa menerima bantuan disabilitas, 50 jiwa menerima bansos Lansia, dan 300 keluarga menerima bansos UEP-KUBE.

Selain menjelaskan tentang program-program Kemensos, kepada para ibu penerima PKH tersebut, Khofifah juga mengimbau agar tetap samangat dan optimistis kelak mereka akan dapat lulus dari PKH dan menjadi keluarga mandiri. Dia juga menghadiri haul ke-550 Nyai Gede Pinatih yakni ibu asuh Sunan Giri, salah satu Wali Songo.

Khofifah memberikan ceramah pada Pengajian Umum Haul yang diselenggarakan di halaman makam  Nyai Gede Pinatih di Gresik. Nyai Gede  Pinatih merupakan ibu asuh dari Sunan Giri sekaligus Syahbandar Gresik pada tahun 1412 M.

"Perempuan mulia dan tangguh ini yang sangat berjasa mengembangkan Gresik sebagai daerah perdagangan. Pada masanya, ia dikenal sebagai perempuan muslimah pertama di nusantara yang  menguasai ilmu bea cukai dan keuangan. Sosok beliau sangat inspiratif dan patut kita teladani," papar Khofifah yang juga berziarah ke makam Nyai Gede Pinatih.

Nyai Gede Pinatih menguasai ilmu duniawi sangat luas dan pada saat yang sama ilmu agamanya juga sangat luas karena pernah menjadi santri Sunan Ampel sekaligus santri Sunan Malik Ibrahim.

Keseimbangan pengetahuan umum dan agama, menurut Khofifah sangat penting, karena setiap orang sekolah akan pintar dan ahli di bidangnya, serta mendapatkan gelar akademik. Tetapi kepintaran yang diperoleh di sekolah atau kampus belum tentu digunakan dengan benar. Maka melahirkan generasi bangsa yang pintar dan benar harus kita siapkan.

Di sisi lain, Khofifah berpesan kepada masyarakat terutama para orang tua agar memberikan kesempatan kepada anak perempuannya untuk mencari ilmu setinggi-tingginya dan mengamalkannya seperti yang dicontohkan Nyai Ageng Pinatih di abad ke XV sudah berperan sangat strategis.

Lebih jauh, Khofifah juga menyampaikan agar sebagai sesama manusia terus memperkuat silaturahmi. Hal ini penting karena silaturahmi akan melahirkan sikap  rasa saling memahami dan menghargai, yang pada akhirnya akan berujung pada rasa saling percaya satu sama lain.

"Dengan adanya sikap saling memahami, saling menghargai, saling menghormati dan saling mempercayai di antara sesama manusia maka akan tercipta kehidupan masyarakat yang harmonis, dan penuh toleransi," imbuhnya. [wah] 

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA