Terutama, gedung 11 lantai yang baru dibangun tahun 2011 lalu dengan menelan biaya Rp 500 miliar. Satu gedung lagi terakhir direnovasi tahun 2012.
Direktur Center For Budget Analysis, Uchok Khadafi mencurigai ada yang tidak beres dalam renovasi sebelumnya.
"Ini berarti kualitasnya buruk. Dengan anggaran sebesar itu seharusnya kualitasnya seperti perkantoran mewah tapi lihat sekarang kondisinya, sangat memprihatinkan," ujar Ucok ketika dikonfirmasi, Kamis (14/7).
Sebelumnya diketahui, tahun 2011 ruang paripurna direnovasi dengan anggaran Rp 18,5 miliar. Kemudian untuk pemasangan layar digital dianggarkan Rp4,1 miliar dan instalasi listrik senilai Rp2,4 miliar.
Tahun 2012 kembali diusulkan rehab total yang menelan biaya Rp 180 miliar. Sebanyak Rp80 miliar digunakan untuk tiga paket kegiatan yaitu penataan ruangan, perbaikan dinding luar gedung serta pergantian marmer dinding bagian dalam.
Sedangkan, anggaran Rp 100 miliar untuk membangun jembatan penghubung gedung lama dengan gedung baru yang letaknya berdampingan dengan Gedung DPRD lama.
Kemudian tahun 2013 dianggarkan Rp47 miliar untuk peremajaan ruang rapat komisi, badan, Sekwan dan perbaikan marmer luar gedung. Tahun 2014 lagi-lagi dianggarkan Rp28 miliar untuk memperbaiki dinding toilet yang dinilai tidak layak pakai
.[wid]
BERITA TERKAIT: