Julaiha berangkat ke Arab Saudi melalui PPTKIS Marcoria Putra, dan beliau melarikan diri dari majikannya. Selama menjadi overstayer, Julaiha bekerja secara ilegal dan berpindah-pindah dari majikan satu ke majikan lainnya.
"Kami menerima pengaduan Julaiha dari salah satu rekan penampungannya pada Minggu (12/10). Pengaduan tersebut kita laporkan dan koordinasikan dengan KJRI Jeddah," jelas slah satu relawan Posko Perjuangan TKI atau Posper TKI, Ramida Muhammad, dalam keterangan pers yang diterima redaksi beberapa saat lalu.
Julaiha tinggal di salah satu penampungan TKI di daerah kota Jeddah. Kondisinya sangat menyedihkan. Setelah melakukan koordinasi dengan KJRI Jeddah, relawan Posper TKI mengevakuasi Julaiha dari penampungannya ke KJRI Jeddah pada Rabu siang (15/10).
"Selang satu jam, KJRI Jeddah memanggil ambulance dan membawa ke RS King Fahd di Jeddah. InsyaAllah, kondisinya bisa lebih baik dan sehat," sambung Ramida.
Harapan utama Julaiha yaitu ingin dipulangkan ke Indonesia dengan cari deportasi. Sebelum dilakukan proses pemulangan, KJRI Jeddah lebih dahulu menyelamatkan kesehatan TKI tersebut.
"Kita pun beri apresiasi kepada salah satu staff KJRI Jeddah, Majdi Sarbini Harahap. Beliau sangat bertanggung jawab dan tanggap dalam menangani kasus tersebut sejak kasus Heri Rachmat hingga sekarang Julaiha. Kami senang bekerjasama dengannya, sangat kooperatif," ujar relawan Posper TKI, Ubaidillah dan Wiwik Safini.
Sebelumnya, satu TKI Overstayer atas nama Heri Rachmat juga sempat dilarikan ke RS King Fahd karena penyakit komplikasi. Ia saat ini sudah bisa keluar, sehat, dan bisa berjalan kembali.
Para relawan Posper TKI berharap agar baik KBRI maupun KJRI tetap mempertahankan pelayanan yang tanggap seperti saat ini. Serta, terus melakukan pembenahan-pembenahan seperti yang diharapkan oleh para TKI lainnya.
[ald]
BERITA TERKAIT: