KPK Panggil Dirjen PHU Kemenag hingga Bos Travel Haji

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/jamaludin-akmal-1'>JAMALUDIN AKMAL</a>
LAPORAN: JAMALUDIN AKMAL
  • Rabu, 27 Agustus 2025, 12:35 WIB
KPK Panggil Dirjen PHU Kemenag hingga Bos Travel Haji
Logo KPK (Foto RMOL/Jamaludin Akmal)
rmol news logo Petinggi Kementerian Agama (Kemenag) hingga bos travel haji dan umrah akan diperiksa penyidik terkait kasus dugaan korupsi penentuan kuota haji tahun 2023-2024.

Jurubicara KPK, Budi Prasetyo mengatakan, pemeriksaan akan lakukan hari ini, Rabu, 27 Agustus 2025 di Gedung Merah Putih KPK. Mereka dipanggil dalam kapasitasnya sebagai saksi. 

Mereka yang akan diperiksa adalah Hilman Latief selaku Direktur Jenderal (Dirjen) Penyelenggaraan Haji dan Umroh (PHU), Budi Darmawan selaku Direktur Utama PT Annatama Purna Tour, dan Amaluddin selaku Komisaris PT Ebad Al Rahman Wisata dan Direktur PT Diva Mabruro.

Sebelumnya pada Selasa, 26 Agustus 2025, tim penyidik telah memeriksa Ishfah Abidal Aziz alias Gus Alex selaku mantan staf khusus (Stafsus) mantan Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas.

Gus Alex merupakan salah satu pihak yang dicegah KPK agar tidak bepergian ke luar negeri. Bahkan, rumah Gus Alex juga sudah digeledah tim penyidik. Gus Alex juga pernah menjabat sebagai Dewan Pengawas (Dewas) Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) periode 2022-2027, namun sudah diberhentikan pada Januari 2025.

Dalam perkara ini, KPK sudah melakukan penggeledahan di beberapa tempat. Pada Selasa, 19 Agustus 2025, tim penyidik menggeledah 3 kantor asosiasi penyelenggara ibadah haji dan 1 rumah pihak biro travel. Dari sana, KPK mengamankan dokumen, catatan keuangan jual beli kuota tambahan haji, dan barang bukti elektronik (BBE).

Penyidikan perkara ini sudah dimulai KPK sejak Jumat, 8 Agustus 2025. KPK menggunakan sangkaan Pasal 2 Ayat 1 dan atau Pasal 3 UU 31/1999 sebagaimana telah diubah dengan UU 20/2021 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi Juncto Pasal 55 Ayat 1 ke-1 KUHP. Perkara ini diduga mengakibatkan kerugian keuangan negara lebih dari Rp1 triliun.

Berdasarkan Pasal 64 Ayat 2 UU 8/2019 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umrah, pembagian kuota haji adalah sebesar 92 persen untuk kuota reguler, dan 8 persen untuk kuota khusus. Namun nyatanya, 20 ribu kuota tambahan dari pemerintah Arab Saudi malah dibagi menjadi 50 persen untuk haji reguler, dan 50 persen untuk haji khusus.

Tambahan kuota haji tersebut diperoleh setelah pertemuan bilateral antara Presiden ke-7 RI Joko Widodo alias Jokowi dengan Putra Mahkota yang juga Perdana Menteri (PM) Kerajaan Arab Saudi Mohammed bin Salman Al-Saud pada 19 Oktober 2023 lalu.

Namun, dalam Keputusan Menteri Agama nomor 130/2024 yang ditandatangani Yaqut pada 15 Januari 2024 justru mengatur pembagian 10.000 untuk kuota haji reguler dan 10.000 untuk kuota haji khusus.  rmol news logo article
EDITOR: RENI ERINA

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA