Pantauan
Kantor Berita Politik RMOL, Lalu Gita didampingi seorang pria saat tiba di Gedung Merah Putih KPK, Jalan Kuningan Persada Kav 4, Setiabudi, Jakarta Selatan pada pukul 12.37 WIB, Selasa (21/11).
Saat ditanya terkait persiapan apa saja yang dibawa maupun terkait perkara yang menjerat Walikota Bima periode 2018-2023, Muhammad Lutfi (MLI), Lalu Gita hanya diam. Dia hanya melemparkan senyuman.
Selain Lalu Gita, pada hari ini tim penyidik juga memanggil tiga orang saksi lainnya. Yakni Bambang Hermanto selaku Direktur PT Bumi Mahamarga, Alfonsius Alexander selaku karyawan swasta, dan Angga Saputro selaku karyawan swasta.
Pada Kamis (5/10), KPK resmi mengumumkan dan menahan M Lutfi sebagai tersangka kasus dugaan korupsi pengadaan barang dan jasa, disertai penerimaan gratifikasi.
Dalam perkaranya, pada 2019, Lutfi bersama salah satu keluarga intinya mulai mengondisikan proyek-proyek yang akan dikerjakan oleh Pemkot Bima.
Lutfi memerintahkan beberapa pejabat di Dinas PUPR dan BPBD Bima untuk menyusun berbagai proyek yang memiliki nilai anggaran besar, di mana proses penyusunannya dilakukan di rumah dinas jabatan Walikota Bima. Nilai proyek di Dinas PUPR dan BPBD Pemkot Bima untuk TA 2019-2020 mencapai puluhan miliar rupiah.
Kemudian, Lutfi secara sepihak langsung menentukan para kontraktor yang akan dimenangkan dalam pekerjaan proyek-proyek dimaksud. Proses lelang tetap berjalan, akan tetapi hanya sebagai formalitas semata, dan faktualnya para pemenang lelang tidak memenuhi kualifikasi persyaratan sebagaimana ketentuan.
Atas pengondisian tersebut, Lutfi menerima setoran uang dari para kontraktor yang dimenangkan dengan jumlah mencapai Rp8,6 miliar. Uang tersebut berasal dari kontraktor yang dimenangkan dalam proyek pelebaran Jalan Nungga Toloweri, dan pengadaan listrik juga PJU Perumahan Oi'Foo.
BERITA TERKAIT: