Menurut pengamat hukum pidana Universitas Lampung (Unila), Eddy Rifai, Richard memang melakukan tindak pidana dengan menembak Brigadir J. Namun keputusan tersebut dijalankan atas perintah atasan, dalam hal ini Irjnen Ferdy Sambo.
"Dia kan waktu itu melakukan dan melaksanakan perintah jabatan. Jadi, menjalankan perintah jabatan sama dengan menjalankan undang-undang," kata Eddy kepada wartawan, Sabtu (18/2).
Eddy menuturkan, tindakan Eliezer juga sejalan dengan isi Pasal 51 ayat (1) KUHP yang berbunyi, "Barang siapa yang melakukan perintah jabatan yang diberikan penguasa yang berwenang tidak dipidana."
Apalagi, Eliezer berasal dari Korps Brigade Mobil (Brimob), salah satu kesatuan operasi khusus bersifat paramiliter di bawah Polri.
"Kalau ada perintah atasan, sifatnya harus laksanakan. Jadi, dia laksanakan saja," ucapnya.
Peluang Eliezer kembali menjadi personel Brimob sebelumnya disampaikan Kapolri, Jenderal Listyo Sigit Prabowo. Pertimbangannya, vonis di bawah 2 tahun dan mempertimbangkan harapan publik.
Namun begitu, Eliezer harus terlebih dahulu menjalani sidang Komisi Kode Etik Polri (KKEP). Kemudian, menerima putusan pengadilan.
BERITA TERKAIT: