Hukuman Kebiri Layak Bagi Pelaku Pedofil Online

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/'></a>
LAPORAN:
  • Rabu, 15 Maret 2017, 19:20 WIB
Hukuman Kebiri Layak Bagi Pelaku Pedofil Online
Net
rmol news logo Terbongkarnya jaringan pelaku kejahatan seksual terhadap anak alias pedofil lewat jejaring sosial Facebook dan aplikasi Whatsapp harus dijadikan momentum untuk menebar peringatan keras bahwa perilaku dan tindakan mereka adalah kejahatan luar biasa dengan ancaman hukuman berat.

Karena itu, para pelaku pedofil yang tertangkap jangan hanya dijerat dengan UU ITE dan UU Pornografi saja, tetapi juga harus dijerat dengan UU Perlindungan Anak yang baru hasil pengesahan dari Perppu yang diterbitkan Presiden Joko Widodo. Dalam Perppu yang sudah disahkan DPR itu, ada opsi hukuman mati dan kebiri bagi pelaku kekerasan terhadap anak. Untuk kasus ini, para pelaku layak dijerat dengan opsi hukuman kebiri.

"Predator-predator anak yang tertangkap ini kan bukan hanya menyebar konten pornografi anak tetapi juga menjadi pelaku pedofil. Di mana aksi biadab mereka rekam dan disebar lewat grup Facebook dan Whatsapp yang mereka kelola. Bayangkan korban mereka anak-anak yang usianya dua sampai 10 tahun. Saya minta kepolisian juga menjerat pelaku dengan UU Perlindungan Anak, dan opsi hukuman kebiri sangat layak dijadikan tuntutan dakwaan bagi para perusak generasi ini," jelas Wakil Ketua Komite III DPD RI Fahira Idris di Jakarta (Rabu, 15/3).

Menurutnya, pasal 81 UU Perlindungan Anak yang baru, di mana didalamnya terdapat hukuman kebiri kimia lebih cocok dijadikan dasar dakwaan utama kasus tersebut. Sementara, pasal-pasal dalam UU ITE dan UU Pornografi menjadi dakwaan pelapis. Ini karena kejahatan yang dilakukan sudah memenuhi unsur yang disyaratkan pasal 81 untuk hukuman kebiri kimia.

Unsur untuk menjerat pelaku dengan hukuman kebiri kimia sudah terpenuhi. Antara lain karena korbannya lebih dari satu, bahkan temuan awal sudah delapan anak. Kedua, antara pelaku dan korban terdapat hubungan keluarga, di mana salah satu pelaku mengakui dua korbannya adalah keponakan sendiri.

"Opsi hukuman kebiri harus jadi pilihan kepolisian. Para pelaku ini harus dijerat dengan tiga undang-undang sekaligus. Pedofil itu kelainan perilaku yang berbahaya, makanya undang-undang memberi opsi kebiri kimia sebagai salah satu cara agar mereka tidak mengulangi perbuatannya," beber Fahira.
 
Dia berharap, tertangkapnya empat pelaku pedofil dan penyebar konten pornografi anak menjadi pintu masuk membongkar kejahatan pedofil di Indonesia. Karena, jika dilihat dari modusnya yang mewajibkan para anggota grup yang jumlahnya ribuan harus aktif mengirim gambar atau video berkonten pedofilia maka dipastikan kejahatan ini dilakukan secara masif dengan banyak korban.

"Jangan sampai Indonesia jadi surganya para pedofil, kita harus perangi mereka sampai ke akar-akarnya. Pemberian hukum yang menjerakan menjadi salah satu strategi perang yang efektif," demikian Fahira. [wah]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA