Perintah ini diumumkan hanya beberapa menit sebelum Trump membuka pertemuan penting dengan Presiden China Xi Jinping pada Kamis, 30 Oktober 2025.
“Karena program uji coba negara-negara lain, saya telah menginstruksikan Departemen Perang untuk mulai menguji senjata nuklir kita dalam tingkat yang setara,” kata Trump dalam unggahan di media sosialnya, seperti dimuat
Associated Press. Trump menambahkan bahwa AS memiliki lebih banyak senjata nuklir dibanding negara mana pun. Ia juga memuji kebijakannya yang disebut berhasil melakukan pembaruan dan renovasi total terhadap senjata yang sudah ada.
“Rusia berada di posisi kedua, dan China di posisi ketiga, tetapi mereka akan menyamai kita dalam lima tahun,” ujarnya.
Langkah Trump diumumkan sehari setelah Presiden Rusia Vladimir Putin mengumumkan keberhasilan uji coba torpedo bawah laut bertenaga nuklir bernama Poseidon, yang diklaim tak bisa dicegat oleh sistem pertahanan mana pun.
“Torpedo ini bisa menyelam dalam, bergerak lebih cepat dari kapal selam konvensional, dan mencapai benua mana pun di dunia,” ujar Putin dalam siaran televisi Rusia.
Trump sebelumnya sempat mengkritik Putin atas serangkaian uji coba rudal Rusia dan menyarankan agar Moskow mengakhiri perang di Ukraina daripada menguji senjata baru.
Hubungan keduanya juga merenggang setelah pertemuan yang direncanakan di Budapest pekan lalu dibatalkan.
Amerika Serikat terakhir kali melakukan uji coba nuklir pada September 1992 di Nevada. Setelah itu, Presiden George H.W. Bush memberlakukan moratorium uji coba, yang kemudian diteruskan oleh semua presiden setelahnya.
Sejak itu, AS hanya mengandalkan simulasi komputer dan eksperimen non-nuklir untuk menjaga kesiapan arsenalnya.
BERITA TERKAIT: