Dikutip dari
Reuters, Jumat 24 Oktober 2025, kompleks itu merupakan kawasan luas di sepanjang perbatasan Myanmar yang selama ini menjadi markas para pelaku penipuan daring. Mereka menjerat korban lewat modus asmara maupun bisnis palsu, dan berkembang pesat di wilayah yang dikuasai secara longgar oleh pemerintah sejak pecahnya perang saudara setelah kudeta militer tahun 2021.
“Semua tindakan dilakukan sesuai dengan prinsip hukum dan kemanusiaan,” ujar juru bicara militer Thailand, menegaskan bahwa pihaknya bekerja sama erat dengan aparat keamanan setempat untuk menjaga ketertiban di sepanjang perbatasan Thailand-Myanmar.
Menurut otoritas militer, ratusan orang yang kabur itu kini menjalani proses hukum dan penyaringan identitas. Pemerintah Thailand juga telah menyiapkan fasilitas penahanan tambahan bila tempat yang ada tidak mencukupi.
Tindakan keras terhadap jaringan penipuan lintas negara ini sebenarnya sudah dimulai sejak Februari lalu. Saat itu, sekitar 7.000 pekerja berhasil dipulangkan, dan Thailand bahkan sempat memblokir akses internet lintas perbatasan untuk menekan aktivitas kejahatan daring di kawasan tersebut.
Namun, penyelidikan terbaru AFP pada Oktober ini menemukan bahwa pembangunan kompleks-kompleks baru tetap berlanjut dengan cepat. Bahkan, ditemukan pemasangan massal layanan internet satelit Starlink milik Elon Musk, yang diduga digunakan untuk menghubungkan jaringan penipuan tersebut.
Kelompok pelaku yang melarikan diri sebagian besar berasal dari India dan Tiongkok, dengan jumlah lebih kecil dari Vietnam, Pakistan, Indonesia, dan beberapa negara lainnya, menurut keterangan militer Thailand.
BERITA TERKAIT: