Dalam rekaman video yang disiarkan oleh Televisi Sentral Korea (
KCTV) pada Kamis, 24 Juli 2025, Kim terlihat menyaksikan latihan tembak-menembak unit artileri dari sebuah pos pengamatan, didampingi dua pejabat militer tinggi.
Meski lokasi kegiatan tidak diungkap, latihan tersebut menunjukkan pasukan artileri menembakkan peluru ke arah laut sebagai bagian dari simulasi serangan.
Di tengah pidatonya Kim mendesak pasukannya untuk bersiap untuk perang sesungguhnya dan siap menghancurkan musuh kapan pun diperlukan.
"Para prajurit harus selalu siap untuk perang sesungguhnya dan mampu menghancurkan musuh dalam setiap pertempuran,” demikian laporan Kantor Berita Sentral Korea (
KCNA) yang mengutip pernyataan Kim dalam versi berbahasa Inggris.
Pernyataan keras ini muncul di tengah meningkatnya kerja sama militer antara Korea Utara dan Rusia, khususnya dalam konteks invasi Moskow ke Ukraina yang kini memasuki tahun keempat.
Laporan intelijen dari Korea Selatan dan Barat menyebutkan bahwa Pyongyang telah mengirim lebih dari 10.000 tentaranya ke wilayah Kursk, Rusia, sepanjang tahun lalu.
Selain personel, Korea Utara juga disebut telah memasok peluru artileri, rudal, dan sistem roket jarak jauh kepada militer Rusia.
Seoul bahkan menyebut sekitar 600 tentara Korea Utara tewas dan ribuan lainnya terluka dalam pertempuran di garis depan untuk mendukung Rusia.
Dukungan Kim terhadap Rusia tidak berhenti di situ. Dalam pertemuan baru-baru ini dengan Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov, Kim dikabarkan kembali menegaskan dukungannya terhadap Moskow.
Hubungan kedua negara yang sama-sama dikenai sanksi internasional kian erat setelah tahun lalu menandatangani perjanjian pertahanan bersama saat Presiden Vladimir Putin melakukan kunjungan langka ke Pyongyang.
BERITA TERKAIT: