Kantor Hak Asasi Manusia PBB (OHCHR) menemukan hampir 70 persen korban tewas adalah anak-anak dan perempuan, yang menunjukkan pelanggaran sistematis terhadap prinsip-prinsip dasar hukum humaniter internasional oleh Israel.
"Serangan-serangan yang terus berlanjut ini menunjukkan ketidakpedulian yang nyata terhadap kematian warga sipil dan dampak dari cara dan metode peperangan yang dipilih," bunyi laporan itu, seperti dimuat
CNN pada Minggu, 10 November 2024.
Dari total kematian yang tercatat 80 persen tewas di bangunan tempat tinggal atau perumahan serupa, yang mana 44 persen di antaranya adalah anak-anak dan 26 persen adalah perempuan.
OHCHR mengatakan bahwa mereka menemukan mayat bayi dan anak kecil, perempuan, orang tua, dan keluarga yang tewas bersama-sama di bangunan tempat tinggal.
Badan PBB untuk anak-anak, UNICEF, mengatakan sedikitnya 64 serangan terhadap sekolah (hampir dua kali setiap hari) tercatat di Jalur Gaza bulan lalu.
"Diperkirakan 128 orang dilaporkan tewas dalam serangan itu, banyak dari mereka anak-anak," kata UNICEF dalam laporannya.
Artikel terkait Penyelidikan PBB menuduh Israel melakukan 'kejahatan pemusnahan' melalui penghancuran yang disengaja terhadap sistem perawatan kesehatan Gaza.
Militer Israel terus-menerus menuduh bahwa Hamas menggunakan sekolah dan fasilitas lain untuk warga sipil yang mengungsi sebagai kedok operasinya.
Laporan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tentang ketersediaan makanan di Gaza menyimpulkan bahwa kemungkinan besar kelaparan akan segera terjadi di wilayah-wilayah di Jalur Gaza utara, tempat banyak operasi Israel baru-baru ini difokuskan.
“Kelaparan, kekurangan gizi, dan kematian berlebih akibat kekurangan gizi dan penyakit, meningkat pesat di wilayah-wilayah ini. Ambang batas kelaparan mungkin telah terlampaui atau akan terjadi dalam waktu dekat,” kata mereka.
Laporan WHO juga mengatakan harga makanan di Gaza telah naik sebesar 312 persen sejak awal konflik.
Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus menyebut laporan di PBB di Jalur Gaza sangat mengkhawatirkan dan mendorong aksi kemanusiaan segera.
"Kami menyerukan peningkatan segera dan akses yang aman untuk bantuan kemanusiaan terutama makanan dan obat-obatan untuk kekurangan gizi parah dalam beberapa hari, bukan minggu," tegasnya di X.
Program Pangan Dunia melaporkan pada paruh kedua Oktober jumlah rata-rata truk yang memasuki Jalur Gaza turun menjadi hanya 58 per hari, level terendah sejak November tahun lalu.
Sebelum perang dimulai, sekitar 500 truk komersial dan bantuan memasuki Gaza setiap hari.
BERITA TERKAIT: