Penyidik berhasil menemukan kotak hitam pesawat yang berisi rekaman suara dan data penerbangan. Penemuan tersebut diharapkan dapat mengungkap hasil awal investigasi dalam waktu 30 hari ke depan.
Dai 61 penumpang, 34 korban dalah laki-laki dan 28 korban adalah perempuan, kata pihakberwenang.
Jenazah pilot, Danilo Santos Romano, dan kopilotnya, Humberto de Campos Alencar e Silva, adalah yang pertama kali berhasil diidentifikasi. Sepuluh jenazah lainnya akan menyusul diidentifikasi.
Dikutip dari
Reuters, Senin (12/8), pesawat nahas itu sedang menuju Sao Paulo dari Cascavel, di negara bagian Parana, dan jatuh pada Jmat(9/8),sekitar pukul 13:30 (waktu setempat) di Vinhedo, sekitar 80 km barat laut Sao Paulo.
Pesawat itu terbang normal hingga pukul 13:02. Tiba-tiba kehilangan kontak pada pukul 13:22.Sepanjang Waktu itu pesawat ttersebtdak melaporkan keadaan darurat apa pun.
Insinyur penerbangan asal Brazil sekaligus penyelidik kecelakaan Celso Faria de Souza mengatakan, berdasarkan video, ia hampir yakin es menjadi penyebab kecelakaan itu. Sementara, rekaman video dari kejadian tersebut menunjukkan, pada hari itu langit tampak cerah. Namun, pesawat itu tiba-tiba berputar-putar, membuat gerakan melingkar yang tidak biasa.
Pakar keselamatan penerbangan AS Anthony Brickhouse mengatakan penyelidik akan melihat aspek-aspek seperti cuaca dan memeriksa sejauh mana mesin dan kontrol berfungsi dengan baik, untuk membantu mengidentifikasi apa yang menyebabkan hilangnya kendali.
John Hansman, seorang profesor di departemen aeronautika dan astronautika di Institut Teknologi Massachusetts, meninjau beberapa rekaman kecelakaan Brazil yang dibagikan di media sosial dan tanpa meninjau data penerbangan mengatakan kecelakaan itu tampaknya tidak disebabkan oleh cuaca.
"Mungkin ada kerusakan mesin di satu sisi, salah urus oleh awaknya, yang mengakibatkan rotasi ke bawah," kata Hansman.
Menurut para ahli, kecelakaan pesawat dapat disebabkan oleh sejumlah faktor. Di antaranya bisa jadi es, kerusakan mesin, atau kesalahan manusia.
"Dalam banyak kasus, penyebabnya lebih dari satu," kata Robert A. Clifford, seorang pengacara yang mewakili beberapa keluarga korban kecelakaan pada tahun 1994.
Pesawat ATR-72 pernah mengalami masalah dengan lapisan es, dengan kecelakaan pada tahun 1994 di negara bagian Indiana, AS yang menewaskan 68 orang, setelah pesawat tidak dapat terbang miring karena penumpukan es. Setelah insiden itu, produsen ATR meningkatkan sistem anti-esnya.
Pada 2016 di Norwegia, sebuah ATR-72 juga mengalami masalah setelah es menumpuk di pesawat, tetapi pilot berhasil mendapatkan kembali kendali.
BERITA TERKAIT: