Ada dua tempat utama dalam perayaan festival lampu, yaitu di High-Speed Rail Lantern Area dan Anping Lantern Area. Kedua tempat tersebut menyajikan lebih dari 300 kreasi lampion.
High-Speed Rail Lantern Area berada di dekat stasiun kereta cepat dan terdiri dari tujuh zona pameran besar, dengan tema utama "Naga Datang ke Taiwan".
Lentera utama berbentuk naga besar dengan tinggi lebar 18 meter dan tinggi 22 meter yang terinspirasi dari patung naga di depan Kuil Daitian di Tainan.
Sementara Anping Lantern Area terletak di Taman Lin Mo Niang, Dermaga Rekreasi Anping. Lampion berjajar di sepanjang Kanal Anping dengan tema "Tainan 400" dan "River of Light History".
Festival akan dibuka selama 16 hari, mulai dari 24 Februari hingga 10 Maret 2024. Ditargetkan akan ada 15 juta pengunjung yang datang ke festival lampion yang sudah berjalan selama 35 tahun tersebut.
Direktur Jenderal Tourism Administration of Taiwan, Chung Yung-hui mengklaim, pada H-1 festival, tepatnya saat gladi bersih, sebanyak 220 ribu orang telah berkunjung.
"Festival ini telah diakui oleh Discovery sebagai salah satu festival terbaik dunia. Bahkan dipuji oleh media internasional sebagai Disneyland tanpa roller coaster," tuturnya dalam konferensi pers yang digelar siang ini di ICC Tainan.
Tahun depan, Kota Taoyuan didaulat sebagai penyelenggara festival lampion. Seperti biasa, festival digelar di tanggal 15 di bulan pertama kalender Taiwan.
Lampion Borobudur
Dalam gelaran kali ini, festival juga menghadirkan beragam bentuk karakter lampion dari berbagai negara. Letaknya di International Inclusive Exhibition Area yang berada di High-Speed Rail Lantern Area.
Mulai dari tema Jepang, Korea Selatan, hingga Indonesia ditampilkan di area tersebut. Untuk Indonesia, lampion yang ditampilkan berbentuk Candi Borobudur yang didesain oleh Li Jian-nan dan timnya selama sebulan.
Lampion itu dibuat, atas permintaan Kantor Dagang dan Ekonomi Indonesia di Taipei, Taiwan. Tujuannya untuk memperkenalkan Indonesia kepada masyarakat Taiwan.
"Candi Borobudur itu kan warisan budaya dunia yang ada di Indonesia. Jadi, lampion ini diharapkan bisa mewakili Indonesia dalam festival ini," kata Li.
Li membuat lampion tersebut didasarkan pada foto Candi Borobudur. Ini karena dia belum pernah berkunjung ke Indonesia.
"Tapi saya sangat ingin datang ke Candi Borobudur," demikian Li.
BERITA TERKAIT: