Ancaman itu diutarakan oleh Menteri Pertahanan Korea Selatan Shin Won-sik selama pertemuan dengan para komandan militer pada Rabu (13/12), seperti dimuat
Reuters.
"Korea Utara hanya punya dua pilihan, (yaitu) perdamaian atau kehancuran. Jika Korea Utara melakukan tindakan gegabah yang membahayakan perdamaian, hanya kehancuran besar yang menanti mereka," ujarnya.
Kurang dari sepekan sebelumnya, Shin mengujungi komando rudal Korea Selatan. Pada kesempatan itu, ia menyebut unit tersebut dapat memukul jantung dan kepala musuh secara mematikan jika terjadi perang.
Dalam pertemuannya dengan para komandan, Shin menguraikan langkah-langkah yang diambil militer untuk meningkatkan kemampuannya. Hal ini termasuk meluncurkan satelitnya sendiri, meningkatkan kesejahteraan tentara, dan memperkuat sistem pertahanan “tiga sumbu” Korea Selatan.
Pada Selasa (12/12), Kementerian Pertahanan Korea Selatan telah meminta kenaikan anggaran pertahanan sebesar 4,5 persen untuk tahun depan. Anggaran tersebut ditujukan untuk mengadopsi lebih banyak kapal selam, jet siluman F-35A, dan sistem pertahanan udara.
Ketegangan antara Korea Selatan dan Korea Utara meningkat dalam beberapa waktu terakhir. Bulan lalu, Pyongyang mengatakan pihaknya tidak akan lagi mematuhi pakta militer antara negara bertetangga pada tahun 2018 yang bertujuan untuk mengurangi ketegangan.
Langkah Pyongyang ini dilakukan setelah Korea Selatan mengatakan pihaknya akan menangguhkan sebagian perjanjian tersebut, menyusul peluncuran satelit mata-mata oleh Korea Utara.
BERITA TERKAIT: