Menurut laporan Komite Anti-Diskriminasi (ADC) Amerika-Arab pada Minggu (26/11), para korban tersebut ialah mahasiswa bernama Hisham Awartani, Tahseen Ali dan Kenan Abdulhamid.
"Mereka ditembak tadi malam saat dalam perjalanan untuk makan malam keluarga," ungkap Direktur Eksekutif Nasional ADC Abed Ayoub, seperti dimuat
Al Arabiya.
Ayoub menyatakan keprihatinan mendalam atas insiden tersebut. Dia menduga serangan itu dilatarbelakangi oleh kejahatan rasial.
"Berdasarkan informasi yang dikumpulkan dan diberikan, jelas bahwa kebencian adalah faktor pendorong penembakan ini," kata Ayoub.
Dia mendesak agar penegakan hukum di Vermont segera mengusut tuntas kasus penembakan tersebut. Selain itu, dikatakan Ayoub pihaknya telah menghubungi Departemen Kehakiman (DOJ) dan Biro Investigasi Federal (FBI) agar ikut terlibat.
“Peningkatan sentimen anti-Arab dan anti-Palestina yang kita alami belum pernah terjadi sebelumnya, dan ini adalah contoh lain dari kebencian yang berubah menjadi kekerasan,” tegasnya.
Saksi mata mengatakan saat kejadian, ketiga pria sedang mengenakan Kuffiyeh, simbol identitas dan perlawanan Palestina serta mengobrol menggunakan bahasa Arab.
Tak lama kemudian, ada seorang pria meneriaki ketiga mahasiswa tersebut dan tiba-tiba melepaskan tembakan yang mengenai para korban.
Melalui unggahan di platform X, Duta Besar Palestina untuk Inggris Husam Zomlot mengutuk penembakan tersebut, sebab terjadi hanya kurang dari dua bulan sejak seorang anak Palestina berusia 6 tahun ditikam hingga tewas di Illinois.
“Kejahatan rasial terhadap warga Palestina harus dihentikan. Warga Palestina di mana pun membutuhkan perlindungan,” desak Zomlot.
BERITA TERKAIT: