Seorang warga Gujarat, Zain Ijaz, mengaku telah diterima di sebuah universitas di Inggris. Namun cita-citanya harus tertunda karena paspor yang telah lama dia ajukan tidak kunjung jadi.
Warga lainnya dari Punjab bernama Gul, menceritakan bagaimana dirinya kehilangan tiket emas untuk bekerja ke Dubai hanya karena kesulitan mendapat dokumen perjalanan dari negaranya.
“Saya siap untuk segera pindah ke Dubai untuk bekerja. Saya dan keluarga saya sangat gembira karena nasib kami akhirnya akan berubah," ujarnya, seperti dikutip dari
Tribune Express pada Sabtu (11/11).
Seorang mahasiswa bernama Hira mendapat ujian berat karena seharusnya dia bisa ke Italia bulan lalu, tetapi karena ketidaktersediaan visa, maka rencananya untuk sekolah di sana juga gagal.
"Tidak adil jika saya menanggung akibatnya karena inefisiensi departemen pemerintah," tegasnya.
Penting untuk disebutkan bahwa inefisiensi ini bukanlah peristiwa yang terjadi satu kali saja. Pada tahun 2013, pencetakan paspor juga terhenti karena Ditjen Pajak berhutang pada percetakan dan kurangnya kertas laminasi.
Menurut Direktorat Jenderal Imigrasi & Paspor (DGI&P), terbatasnya jumlah paspor berkaitan dengan kelangkaan kertas laminasi, yang digunakan dalam paspor dan biasanya diimpor dari Prancis.
Direktur Jenderal Media Kementerian Dalam Negeri, Qadir Yar Tiwana, mengatakan bahwa pemerintah telah melakukan yang terbaik untuk mengatasi krisis ini.
“Situasi akan segera terkendali dan penerbitan paspor akan berlanjut seperti biasa,” tegasnya.
Kendati demikian, seorang warga di Karachi bernama Faizan mengaku tidak percaya dengan janji pemerintah. Pasalnya sudah dua bulan lalu dia mengajukan pembuatan paspor tetapi hingga kini belum diterima.
Warga lain bernama Amir mengaku menerima SMS dari DJP untuk mengambil paspor yang sudah siap, tetapi ketika mendatangi kantornya, petuga memberitahukan bahwa paspornya masih dalam proses.
“Paspor saya belum tiba hingga saat ini dan saya harus membatalkan semua rencana bepergian ke luar negeri,” kata Amir dengan marah.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: