Dimensy.id
R17

Listrik Mahal, Banyak Warga Pakistan Beralih Gunakan Panel Surya

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/reni-erina-1'>RENI ERINA</a>
LAPORAN: RENI ERINA
  • Selasa, 09 Juli 2024, 10:03 WIB
Listrik Mahal, Banyak Warga Pakistan Beralih Gunakan Panel Surya
Para teknisi mengerjakan panel surya yang dipasang di atap sebuah rumah di Karachi/Net
rmol news logo Para penduduk di Pakistan saat ini semakin banyak yang menggunakan panel surya sebagai alternatif di tengah krisis listrik yang melanda.

Salah satunya Atesham ud Din, yang menginvestasikan 9.000 dolar AS pada sistem panel surya dua tahun lalu untuk memanfaatkan salah satu sumber daya alam paling melimpah di Pakistan.

“Sekarang kami tidak pernah menghadapi masalah pemadaman listrik, dan tagihan listrik kami hampir nihil,” kata profesional pembangunan berusia 34 tahun ini, seperti dikutip dari Nikkei Asia, Selasa (9/7).

Alasan ud Din terkait pemadaman masuk akal, sebab selama minggu terakhir bulan Juni saja, terjadi 12 jam “pelepasan beban,” atau pemadaman listrik, di banyak wilayah di Lahore karena kelemahan transmisi.

Hal ini mengurangi kemampuan masyarakat untuk menggunakan kipas angin listrik atau sistem pendingin udara di kota berpenduduk lebih dari 11 juta orang dengan suhu mencapai 46 derajat Celcius tersebut.

Di tengah kenaikan harga listrik, konsumsi listrik dari jaringan nasional Pakistan turun 10 persen pada tahun fiskal 2023 dibandingkan tahun sebelumnya.  

Hal ini memperburuk masalah di sektor ketenagalistrikan yang dilanda krisis, yang terlilit utang sebesar 8,3 miliar dolar AS, yang sebagian besar merupakan utang kepada produsen energi Tiongkok.

Pakistan menghadapi tekanan lebih lanjut untuk menaikkan harga listrik sebagai langkah penyeimbangan anggaran yang menjadi dasar harapan mereka untuk mendapatkan kesepakatan pinjaman dengan Dana Moneter Internasional (IMF).

Belum diketahui secara pasti berapa banyak orang yang beralih ke panel surya sebagai sumber listrik alternatif.  

Beberapa rumah tangga telah memilih pengaturan sederhana untuk memenuhi kebutuhan mereka sendiri, kata warga, sementara yang lain, seperti ud Din, telah menginvestasikan sejumlah besar uang ke dalam sistem panel surya yang lebih besar, dengan tujuan untuk menjual kelebihan listrik yang dihasilkan ke jaringan listrik nasional.

Saif ur Rehman, 48 tahun, importir peralatan medis di Lahore, telah memasang sistem 14 panel surya di kantornya.

“Sekarang saya bisa merasa tenang dan fokus pada bisnis saya dengan akses listrik tanpa gangguan sepanjang hari dan tidak perlu khawatir akan pemadaman listrik,” kata Rehman.

Shahzad Qureshi, vendor panel surya di Lahore, mengatakan dia telah menyaksikan peningkatan eksponensial dalam penjualan panel murah, yang sebagian besar diimpor dari Tiongkok.

“Ada peningkatan lebih dari 50 persen penjualan panel surya musim panas ini,” ujarnya.  Harga panel rata-rata 90 dolar AS, dan ukuran serta kapasitasnya bervariasi.

Vaqar Ahmed, direktur eksekutif gabungan di Institut Kebijakan Pembangunan Berkelanjutan (SDPI), sebuah lembaga pemikir yang berbasis di Islamabad, setuju bahwa energi surya menawarkan solusi ideal untuk daerah pedesaan.

“Tenaga surya telah menjadi semacam berkah bagi daerah pedesaan di Pakistan, dengan penyediaan energi yang lebih stabil, dan wilayah ini tidak memiliki kebutuhan listrik yang tinggi,” kata Ahmed dalam sebuah wawancara.

Namun, meski bisnis panel surya sedang booming, pada Maret pemerintah mengindikasikan ingin mengakhiri kebijakan net-metering karena berupaya memenuhi kriteria IMF mengenai komitmen belanja negara.

Para ahli percaya bahwa pemerintah tidak memberikan sinyal yang kuat kepada calon investor energi surya.

“Energi surya telah menghadapi tantangan kebijakan dalam beberapa tahun terakhir,” kata Aadil Nakhoda, asisten profesor ekonomi di Institute of Business Administration di Karachi.

"Pernyataan yang sering disampaikan oleh para pembuat kebijakan untuk mengurangi tarif net-metering dan kemudian mengakhiri (praktik tersebut) sepenuhnya telah menyebabkan kesusahan di kalangan konsumen domestik," ujarnya.

Khuram Idrees, warga Rawalpindi yang memiliki panel surya di rumahnya, merekomendasikan agar pemerintah memberikan pinjaman tanpa bunga kepada konsumen untuk memasang panel surya.

"Di seluruh dunia, energi ramah lingkungan didukung oleh pemerintah dengan memberikan insentif kepada masyarakat untuk mengadopsi teknologi tersebut,” kata Idrees. rmol news logo article
EDITOR: RENI ERINA

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA