"Menteri Pertahanan Korea Utara dan kepala staf militernya termasuk di antara orang-orang yang menghadapi sanksi baru," kata Kementerian Luar Negeri Korea Selatan pada Kamis (21/9), seperti dimuat
Reuters.
Kemlu Korea Selatan menuturkan, sanksi terhadap menteri pertahanan dan kepala staf militer Korea Utara merupakan respons terhadap pengembangan nuklir dan rudal Korea Utara.
Sanksi tersebut merupakan respons terhadap aktivitas ilegal Korea Utara yang mengancam komunitas global, serta perdamaian dan stabilitas di Semenanjung Korea.
Di samping itu, sanksi juga menargetkan empat individu dan dua entitas yang terkait dengan perdagangan senjata Korea Utara dengan tiga negara, termasuk Rusia, melibatkan perusahaan Slovakia, Versor S.R.O., dan kepala eksekutifnya, Ashot Mkrtychev dari Slovakia.
Kemlu Korea Sselatan tidak memberikan rincian mengenai perdagangan senjata tersebut.
Tindakan menjatuhkan sanksi ini dilakukan setelah Presiden Korea Selatan Yoon Suk-yeol mengatakan bahwa hal itu akan menjadi “provokasi langsung” jika Rusia membantu Korea Utara meningkatkan program senjatanya dengan imbalan bantuan untuk perangnya di Ukraina.
BERITA TERKAIT: