Meski telah bergabung dengan proyek ambisius Xi Jinping itu sejak 2019, perdagangan Italia dan China nyatanya tidak membaik seperti yang diharapkan.
"BRI tidak memberikan hasil yang kami harapkan," kata Menteri Luar Negeri Italia, Antonio Tajani dalam forum ekonomi European House Ambrosetti pada Sabtu (2/9).
Italia menjadi negara Barat pertama yang bergabung dengan BRI China, terlepas dari protes yang dilayangkan oleh Amerika Serikat (AS).
“Kami harus mengevaluasi, parlemen harus memutuskan apakah akan memperbarui partisipasi kami atau tidak," tambah Tajani.
Tajani sendiri akan melakukan kunjungan diplomatik selama tiga hari ke Beijing pada akhir pekan.
Italia dipandang sangat tidak mungkin memperbarui perjanjian BRI ketika kesepakatan berakhir pada Maret 2024. Roma memiliki waktu hingga Desember untuk secara resmi menarik diri dari perjanjian tersebut, yang jika tidak dilakukan maka akan diperpanjang selama lima tahun.
BERITA TERKAIT: