Villavicencio ditembak mati saat meninggalkan acara kampanye di ibu kota Quito pada Rabu (9/8) pukul 18.20 waktu setempat. Presiden Guillermo Lasso kemudian menetapkan keadaan darurat selama 60 hari.
Lasso menyebut pembunuhan itu terkait dengan kejahatan terorganisir. Pasalnya Villavicencio mengeluh menerima ancaman pembunuhan dari Jose Adolfo Macias alias "Fito", pemimpin geng kriminal "Los Choneros" yang kuat.
Alhasil pada Sabtu (12/8), aparat berusaha mencari Fito. Saat fajar, pria bersenjata berat dengan kendaraan lapis baja memasuki Penjara 8 di Guayaquil di barat daya Ekuador, tempat "Fito" menjalani hukumannya.
Gambar operasi yang diterbitkan oleh Presiden Lasso di X, platform yang sebelumnya dikenal sebagai Twitter, menunjukkan seorang pria berjanggut besar sedang ditangani oleh penjaga keamanan dan pria yang sama berbaring telungkup di lantai dengan celana dalamnya bersama beberapa lusin narapidana lainnya.
Badan penjara SNAI mengkonfirmasi bahwa pria itu adalah "Fito", yang ditahan di penjara itu sejak 2011. Ia dijatuhi hukuman 34 tahun penjara karena kejahatan terorganisir, perdagangan narkoba dan pembunuhan.
Seminggu sebelum Villavicencio yang berusia 59 tahun dibunuh, dia mengatakan bahwa Fito mengancamnya.
Villavicencio mengatakan kepada program lokal bahwa seorang "utusan" dari pemimpin geng telah menghubunginya dan memberikan ancaman.
"Jika saya terus menyebutkan Los Choneros, mereka akan menghancurkan saya," kata Villavicencio.
Sejauh ini Enam orang Kolombia telah ditangkap dalam pembunuhan Villavicencio, sementara yang ketujuh tewas dalam baku tembak dengan pengawalnya.
Pihak berwenang belum mengatakan siapa yang menyewa dan membayar para pembunuh bayaran.
BERITA TERKAIT: