Insiden ini terjadi di tengah meningkatnya ketegangan atas kebijakan pemerintah menghapus subsidi bahan bakar.
Menteri Lingkungan dan Energi Ekuador, Ines Manzano, menyebut peristiwa itu sebagai upaya pembunuhan terhadap presiden. Ia mengatakan sekitar 500 orang mengepung rombongan Noboa dan melempari mobil dengan batu.
“Terdapat tanda-tanda kerusakan akibat peluru pada mobil Presiden,” ujarnya seperti dikutip dari Reuters, Rabu, 8 Oktober 2025.
Dikatakan Manzano, lima orang telah ditahan dan dilaporkan ke pihak berwenang.
Kantor kepresidenan menyatakan para pelaku akan dijerat dengan tuduhan terorisme dan percobaan pembunuhan.
Dalam pidato di sebuah acara mahasiswa di Cuenca, sekitar 77 km dari lokasi serangan, Noboa menegaskan pemerintahnya tidak akan mentolerir aksi kekerasan semacam itu.
“Jangan tiru contoh buruk mereka yang berusaha menghentikan kami dan mencoba menyerang kami. Tindakan seperti ini tidak akan diterima di Ekuador yang baru, dan hukum berlaku untuk semua,” tegas Noboa.
Namun, Federasi Adat Nasional Ekuador (CONAIE) menuduh aparat melakukan kekerasan terhadap warga yang berdemonstrasi menyambut kedatangan presiden. Mereka menyebut aksi brutal polisi dan militer juga menyasar perempuan lanjut usia.
“Setidaknya lima orang ditahan secara sewenang-wenang,” tulis CONAIE di media sosial X, disertai video penangkapan seorang perempuan dengan pakaian tradisional.
Aksi protes ini merupakan bagian dari pemogokan nasional yang dilancarkan CONAIE sejak 16 hari lalu untuk menentang pencabutan subsidi diesel.
Pemerintah berdalih kebijakan tersebut dapat menghemat sekitar 1,1 miliar dolar AS per tahun, yang akan dialihkan sebagai kompensasi untuk petani kecil dan pekerja sektor transportasi.
BERITA TERKAIT: