Dalam pernyataan yang dirilis jurubicaranya, Guterres menyebut pembunuhan tersebut merupakan ancaman besar bagi demokrasi.
"Sekretaris Jenderal mengutuk keras pembunuhan calon presiden Ekuador, Fernando Villavicencio. Serangan semacam ini merupakan ancaman besar bagi demokrasi, dan mereka yang bertanggung jawab harus diadili," kata Guterres, seperti dikutip
Anadolu Agency.
Lebih lanjut, Guterres menyatakan solidaritasnya dengan pemerintah dan rakyat Ekuador, terutama dengan keluarga Villavicencio.
Dalam pernyataan itu, Guterres mengenang pertemuannya dengan Presiden Guillermo Lasso pada 21 Juli, yang membahas memburuknya keamanan di Ekuador, termasuk dampak kejahatan terorganisir dan kebutuhan untuk meningkatkan upaya nasional dan internasional untuk melawannya.
"PBB siap untuk terus mendukung otoritas Ekuador dengan pandangan untuk mengatasi kekerasan sesuai dengan norma dan standar hak asasi manusia internasional," tegas Guterres.
Villavicencio ditembak mati saat meninggalkan acara kampanye di ibu kota Quito pada Rabu (9/8) pukul 18.20 waktu setempat.
Dalam banyak jajak pendapat, Villavicencio menempati posisi keempat di antara delapan kandidat yang bersaing untuk mengisi tempat yang akan ditinggalkan lebih awal oleh Lasso dalam pemilihan pada 20 Agustus.
Ia telah membangun kampanyenya seputar pemberantasan korupsi dan kejahatan terorganisir.
BERITA TERKAIT: