Hal itu diutarakan Raja Maroko, Mohammed VI dalam sebuah pernyataan untuk memperingati 24 tahun kenaikan takhtanya, yang diterima redaksi pada Senin (31/7).
Raja menyampaikan niatnya untuk menjalin hubungan yang solid dengan negara-negara tetangga, khususnya Aljazair. Dia berharap agar hubungan keduanya pulih dan Aljazair bersedia membuka kembali perbatasan mereka.
"Saya berdoa kepada Tuhan Yang Mahakuasa agar semuanya kembali normal, dan agar perbatasan kembali dibuka," ungkap Raja.
Meski memiliki konflik sengketa di Sahara Barat, Raja mengklarifikasi bahwa hubungan Maroko dan Aljazair cenderung stabil. Namun berharap bisa lebih baik lagi.
"(Maroko dan Aljazair) stabil, dan kami berharap dapat melihat (hubungan) keduanya meningkat," tuturnya.
Raja juga berusaha meyakinkan Aljazair bahwa Maroko adalah negara sahabat dan bukan musuh mereka.
"Tidak ada kejahatan yang akan dilakukan (Maroko) terhadap mereka, juga tidak akan ada bahaya yang datang pada Aljazair dari Maroko," tegasnya.
Maroko dan Aljazair telah lama dikenal berselisih mengenai sengketa wilayah Sahara Barat, tempat di mana Front Polisario yang didukung Aljazair ingin memisahkan diri dari Maroko.
Pada Agustus 2021, Aljazair memutuskan hubungan diplomatik dengan Maroko dan menuduhnya telah melakukan tindakan bermusuhan.
Hubungan semakin tak baik ketika Aljazair mengkritik kerja sama militer yang dilakukan Maroko dengan Israel yang disebutnya sebagai entitas Zionis. Padahal Maroko tau bahwa Aljazair sangat mendukung perjuangan Palestina selain Front Polisario.
BERITA TERKAIT: