Seorang warga bernama Aida Sherif mengaku hanya keluar rumah karena keadaan genting, seperti berobat ke dokter. Jika tidak, dia akan tetap berada di rumah karena cuaca panas terik mampu membakar kulit.
"Saya keluar membawa botol air, tapi panas sekali. Saya lebih suka di rumah karena saya tidak terbiasa keluar (dalam cuaca panas seperti ini)," ujar Sherif, seperti dimuat
African News pada Selasa (25/7).
Biasanya, Sherif keluar rumah untuk berbelanja. Namun, saat itu hal itu harus dilakukan pagi-pagi sekali, karena jika matahari sudah naik, dia harus kembali ke rumah dan mengunci pintu.
Suhu musim panas di Afrika Utara biasanya memuncak pada 45 derajat. Namun, perubahan iklim dan pemanasan global membuat suhu terus melonjak.
Peningkatan suhu panas di Tunisia telah mengakibatkan pemadaman listrik karena permintaan melebihi pasokan.
Banyak dari mereka berada di rumah dengan AC, sementara yang tidak punya, mereka akan keluar rumah dan mencari perlindungan di bawah pohon untuk tetap terhidrasi.
Akhir pekan lalu, beberapa orang meninggalkan rumah mereka untuk tidur di tenda-tenda yang didirikan di pantai.
Warga Tunis lainnya, Elyes Nafti mengatakan sengaja membuat tenda di pantai untuk bersantai saat suhu mulai turun di sore atau malam hari.
"Kami akan duduk di bawah payung pada sore hari. Kami ke sana ketika suhu turun. Kami akan mendinginkan sedikit, bersantai dan bersenang-senang," ujarnya.
BERITA TERKAIT: