Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Human Rights Watch Desak Tunisia Berhenti Usir Imigran Afrika ke Gurun

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/hani-fatunnisa-1'>HANI FATUNNISA</a>
LAPORAN: HANI FATUNNISA
  • Minggu, 09 Juli 2023, 13:19 WIB
Human Rights Watch Desak Tunisia Berhenti Usir Imigran Afrika ke Gurun
Ilustrasi/Net
rmol news logo Pengusiran migran kulit hitam Afrika dari Tunisia ke daerah gurun dekat perbatasan Libya, mendapat penentangan keras dari organisasi kemanusiaan Human Rights Watch (HRW).

Dalam sebuah pernyataan, HRW menyebut ratusan imigran dari sub-Sahara Afrika terlantar dalam kondisi yang memprihatinkan di selatan Tunisia sejak diusir dari kota pelabuhan Sfax dalam sepekan terakhir.

"Tunisia secara kolektif mengusir beberapa ratus imigran Afrika berkulit hitam dan pencari suaka, termasuk anak-anak dan wanita hamil, sejak 2 Juli, ke wilayah gurun dekat perbatasan Libya," bunyi pernyataan tersebut.

Menurut anggota HRW, Lauren Seibert banyak di antara imigran terlantar mendapat kekerasan dari pihak berwenang selama proses penangkapan atau pengusiran.

"Beberapa orang tewas atau terbunuh di daerah perbatasan antara Minggu dan Rabu. Beberapa ditembak dan lainnya dipukuli oleh pasukan keamanan Tunisia," ungkap Seibert.

Oleh sebab itu, kata Seibert, HRW mendesak Tunisia untuk segera menghentikan aksi pengusiran yang membuat para imigran hidup dalam kerentanan.

"Tunisia harus berhenti mengusir para imigran Afrika dan pencari suaka ke daerah yang berbahaya," tegasnya.

Dikatakan Seibert, HRW juga meminta pemerintah Tunisia menyelidiki dan menghukum pasukan keamanan yang terlibat dalam pelanggaran.

Dalam sambungan telepon dengan AFP pada Kamis (6/7), beberapa imigran yang dibawa paksa ke padang pasir mengatakan bahwa ratusan, termasuk wanita dan anak-anak, telah ditinggalkan di sana dan dibiarkan hidup sengsara.

Rekaman video yang dibagikan pada Jumat (7/7) oleh sebuah asosiasi Afrika menunjukkan puluhan orang yang tampak kelelahan, termasuk ibu dengan bayi, duduk atau berbaring di atas pasir di gurun Mediterania dekat perbatasan dengan Libya.

Tunisia mengalami peningkatan serangan bermotif rasial setelah Presiden Kais Saied Februari lalu menuduh gerombolan imigran ilegal membawa kekerasan serta berupaya mengubah susunan demografis negara itu.rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA