Pernyataannya datang beberapa hari setelah Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg menolak langkah apa pun untuk membekukan konflik, meskipun kerugian Ukraina meningkat.
Dalam sebuah wawancara dengan media Jerman, Stoltenberg menyatakan bahwa perdamaian tidak dapat berarti menghentikan konflik dan menerima kesepakatan yang ditentukan oleh Rusia.
"Jika NATO, melalui mulut Stoltenberg, sekali lagi menyatakan bahwa mereka menentang pembekuan konflik seperti yang mereka katakan, maka itu berarti mereka memang ingin berperang," kata Lavrov pada Selasa, seperti dikutip dari
RT, Rabu (21/6).
"Baiklah, biarkan mereka (menantang) bertarung, kami siap untuk ini, kami telah lama memahami tujuan NATO dalam situasi di sekitar Ukraina, yang telah terbentuk selama bertahun-tahun," katanya.
Para pejabat di Moskow telah lama menuduh AS dan sekutu NATO-nya mempersenjatai Ukraina dan menggunakan negara itu untuk memicu konflik dengan Rusia.
Presiden Rusia Vladimir Putin bahkan menggambarkan konflik tersebut seperti mengadu pasukannya untuk melawan seluruh mesin militer Barat, dan Lavrov menggemakan sentimen ini pada Selasa.
"Pengiriman senjata Barat yang terus berlanjut ke Kyiv menunjukkan bahwa Barat adalah peserta langsung dalam perang hibrida, perang yang dideklarasikan melawan Rusia, dan memang perang panas," katanya.
BERITA TERKAIT: