Hal tersebut diumumkan oleh Kementerian Luar Negeri Sudan, dengan mengatakan pihaknya telah memberitahu PBB terkait masalah tersebut.
"Pemerintah Republik Sudan telah memberi tahu Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (Antonio Guterres) bahwa pihaknya telah menyatakan Volker Perthes sebagai
persona non grata mulai hari ini," kata kementerian itu, dimuat
Al Jazeera, Jumat (9/6).
Pernyataan itu datang dua minggu setelah panglima militer Sudan, Abdel Fattah al-Burhan, dilaporkan telah meminta penggantian Perthes dalam sebuah surat yang mengejutkan Sekjen PBB, Antonio Guterres.
Dalam sepucuk surat kepada PBB, Jenderal itu menyalahkan utusan tersebut karena memperburuk pertempuran antara tentaranya dan paramiliter Pasukan Dukungan Cepat (RSF) yang dipimpin oleh komandan Mohamed Hamdan Daglo.
Namun, Guterres secara tegas menyatakan dukungannya terhadap Perthes dan pekerjaannya, dengan mengatakan bahwa ia memiliki kepercayaan penuh pada perwakilan khusus tersebut.
Akan tetapi, pihak Sudan tetap menginginkan utusan khusus PBB, sekaligus yang menjabat sebagai ketua Misi Bantuan Transisi Terpadu PBB di Sudan (UNITAMS) di negaranya itu diganti dan meninggalkan negaranya.
Sejak akhir tahun lalu, Perthes dan misi PBB yang dipimpinnya di negara yang dilanda perang itu telah menjadi sasaran dengan mencelanya sebagai campur tangan asing.
Kesinisan itu meningkat setelah Dewan Keamanan memilih untuk memperpanjang misi UNITAMS selama enam bulan, untuk mendukung transisi demokrasi di Sudan.
BERITA TERKAIT: