Dalam sebuah wawancara dengan
Bild Daily Jerman pada Rabu (7/6), Zelensky mengaku terkejut dengan respon PBB dan Palang Merah yang dinilainya masih sangat sangat kurang.
“Mereka tidak ada. Saya terkejut, karena seharusnya mereka (PBB dan ICRC) ada di sana untuk menyalamatkan nyawa warga,” ungkapnya, seperti dimuat
CNA News.
Zelensky menceritakan bagaimana kondisi tentara sangat ingin membantu, namun karena Kherson telah diduduki Rusia, mereka tidak dapat melakukan apa pun.
“Sulit untuk mengeluarkan orang dari wilayah tersebut. Ketika pasukan kami mencoba mengeluarkan mereka, mereka ditembak oleh Rusia dari kejauhan,” jelas Zelensky.
Menurut Zelensky, padahal setahun yang lalu dirinya telah berbagi sumber intelijen dengan sekutu Baratnya. Salah satunya adalah risiko peledakan bendungan Kakhovka.
"Kami berbagi informasi ini dengan mitra kami dan semuanya mengatakan ya, risikonya sangat tinggi bahwa bendungan akan diledakkan,” ujarnya.
Bendungan Kakhovka era Soviet yang bersejarah dan menjadi fasilitas penting, jebol pada dini hari, Selasa (6/6), menyebabkan air banjir melintasi medan pertempuran di Ukraina selatan.
Ukraina menyalahkan Rusia karena meledakkannya, sementara Rusia mengatakan bahwa Ukraina menyabotase bendungan itu untuk menyempitkan pasokan air ke Krimea.
BERITA TERKAIT: