Sonko, presiden partai PASTEF-Patriots, dituduh melakukan pemerkosaan dan ancaman pembunuhan terhadap Adji Sarr, seorang pegawai salon kecantikan di ibu kota pada 2021.
Penuntut telah meminta pengadilan untuk menjatuhkan hukuman penjara 10 tahun kepada Sonko karena pemerkosaan atau lima tahun karena korupsi moral, dan denda lebih dari 3.300 dolar AS.
Namun, hakim di Pengadilan Tinggi Dakar membebaskan Walikota Ziguinchor itu dari tuduhan tersebut.
Sonko memboikot persidangan sebanyak dua kali pada 16 Mei dan pada 23 Mei ketika Hakim Ketua Issa Ndiaye memutuskan untuk melanjutkan persidangan tanpa kehadirannya.
Membantah tuduhan, pria berusia 48 tahun itu telah mengaku pergi untuk pijat di salon untuk meredakan sakit punggung kronis, mengklaim persidangan itu bermotivasi politik untuk menggagalkan pencalonannya sebagai presiden dalam pemilihan 2024.
Dia muncul di posisi ketiga dalam pemilu 2019 ketika melawan presiden petahana Macky Sall.
Partai PASTEF-Patriots Sonko mengecam putusan tersebut, dengan mengatakan Republik Senegal dan institusi negara telah tercemar.
Selama persidangan, pemilik salon, Ndeye Khady Ndiaye, mengatakan Sarr tidak pernah memberitahunya bahwa dia telah diperkosa.
Tetapi pengakuan berbeda diberikan Sarr kepada pengadilan, mengaku bahwa dia telah diberikan ancaman pembunuhan oleh Sonko jika dia melaporkan kasus tersebut.
Senegal telah menyaksikan protes keras sejak Sonko pertama kali ditahan karena dugaan pemerkosaan pada 2021.
Daerah Ziguinchor menjadi tempat bentrokan antara polisi dan pendukung pemimpin oposisi pada Mei lalu, yang menyebabkan kematian tiga orang menjelang sidang 16 Mei.
Sejak Minggu lalu, laporan media lokal mengatakan jalan-jalan menuju rumah Sonko di Dakar telah dibarikade oleh polisi. Pendukung Sonko dilaporkan terus berjaga pada hari Rabu mengatur prosesi untuk mendukungnya.
BERITA TERKAIT: