Perdana Menteri Senegal, Ousmane Sonko tidak memberikan batas waktu, tetapi disebut penarikan pasukan asing dari pangkalan militer akan dilakukan dalam waktu dekat.
"Presiden Republik telah memutuskan untuk menutup semua pangkalan militer asing dalam waktu dekat,” ujarnya selama rapat dengan Majelis Nasional, seperti dimuat
AFP pada Sabtu, 28 Desember 2024.
Presiden Senegal, Bassirou Diomaye Faye bulan lalu menyatakan keinginannya untuk menutup pangkalan Prancis di Senegal.
“Senegal adalah negara merdeka, negara berdaulat, dan kedaulatan tidak mengakomodasi keberadaan pangkalan militer asing,” kata kepala negara dalam wawancara media.
Keputusan untuk menutup pangkalan ini tampaknya ditujukan terutama kepada Prancis.
Sebagai bekas negara kolonial di sebagian besar Afrika, Prancis telah menghadapi pertentangan dari beberapa pemimpin Afrika atas pendekatan yang dianggap merendahkan dan sewenang-wenang terhadap benua itu.
Prancis telah meninggalkan Mali, Burkina Faso, dan Niger, dan proses keluar dari Chad setelah puluhan tahun kerja sama militer dimulai bulan ini.
Pemerintah baru Senegal, yang baru berkuasa kurang dari setahun, telah mengambil sikap garis keras terhadap keberadaan pasukan Prancis.
Langkah ini diambil sebagai bagian dari reaksi regional yang lebih besar terhadap apa yang banyak orang lihat sebagai warisan kekaisaran kolonial yang menindas.
BERITA TERKAIT: