Berbagai analis dan kelompok bisnis mengemukakan pandangannya terkait hasil perhitungan sementara dari pemungutan suara yang dilakukan hari Minggu (14/5) lalu.
Pengamat dari Universitas Chulalongkorn, Thitinan Pongsudhirak melihat adanya pertempuran baru dalam politik Thailand.
"Pheu Thai melakukan perang yang salah. Move Forward membawa permainan ke tingkat berikutnya dengan reformasi kelembagaan yang menjanjikan," ujarnya, seperti dimuat
Reuters.
Sejalan dengan itu, pengamat dari Universitas Michigan, Ken Mathis Lohatepanont mengatakan hasil pemilu tahun ini menunjukkan bahwa dominasi Pheu Thai dalam politik elektoral telah berakhir.
"Sejak 2001, Pheu Thai telah memenangkan jumlah kursi terbesar di setiap pemilihan dengan nyaman. Setelah dua dekade, kepastian politik Thailand ini telah terbalik. Partai ini sudah berakhir," kata Lohatepanont.
Tetapi, analis dari Universitas Ubon Ratchathani menyebut kemenangan Move Forward tidak akan mudah. Sebab, partai lain seperti Bhumjaithai bisa saja menyatu dengan Pheu Thai untuk melemahkannya.
"Move Forward tidak bisa menerima begitu saja. Jalan Pita (Limjaroenrat) untuk berkoalisi dengan Pheu Thai tidak mudah," jelasnya.
Sementara itu pakar dari National War Collage, Zachary Abuza menilai tantangan yang akan dihadapi Move Forward akan berasal dari senat.
"Saya hanya tidak melihat Senat menghormati keinginan rakyat," ungkap Abuza.
Menurutnya, senat cenderung mempertahankan cengkeraman konservatif-royalis dalam politik.
BERITA TERKAIT: