Baru-baru ini, sebuah informasi mengejutkan kembali diketahui dari dokumen yang bocor tersebut, di mana Rusia disebut telah berbuat kesalahan dengan menembakkan rudal pada pesawat pengintai milik Inggris.
Mengutip
The Jerusalem Post pada Jumat (14/4), informasi dalam dokumen tersebut merujuk pada keterangan dua pejabat pertahanan AS yang mengatakan bahwa pilot Rusia saat itu salah mengartikan instruksi dari operator radar di darat.
Pilot yang mengendarai jet tempur Su-27 untuk memantau spycraft mengira telah mendapat izin untuk menembak pesawat intelijen Inggris elektronik Boeing RC-135 Rivet Joint, pada 29 September tahun lalu.
Pada bulan Oktober, Menteri Pertahanan Inggris Ben Wallace menggambarkan insiden itu sebagai ancaman yang berbahaya dan menuduh Rusia sengaja melepaskan rudal di sekitar pesawat Inggris.
Mengenai kebocoran dokumen AS, seorang pejabat pertahanan Inggris mengatakan sebagian besar isi laporan ini tidak benar, dimanipulasi, atau keduanya.
"Kami sangat berhati-hati terhadap siapa pun yang menganggap kebenaran klaim ini begitu saja dan juga akan menyarankan mereka untuk meluangkan waktu untuk mempertanyakan sumber dan tujuan kebocoran tersebut," bunyi pernyataan tersebut.
Dokumen-dokumen militer dan intelijen yang sangat rahasia milik AS telah tersebar di media sosial dan mengandung beragam informasi mulai dari pertahanan udara Ukraina hingga agen mata-mata Israel Mossad.
Pentagon tengah berusaha keras untuk mengidentifikasi sumber kebocoran, dengan beberapa pakar keamanan Barat dan pejabat AS menduga pelakunya merupakan warga mereka sendiri.
BERITA TERKAIT: