Menurut laporan
Kyodo News pada Minggu (19/3), angka pemusnahan mencapai rekor 16 juta, dengan lebih dari 90 persen unggas yang dibunuh adalah ayam petelur.
Dengan situasi yang semakin memburuk, Kementerian Pertanian memutuskan untuk membatasi pasokan telur yang berdampak pada kenaikan harga lebih lanjut.
Pada 2 Maret, harga grosir per kilogram telur ukuran sedang adalah 335 yen atau Rp 39.072 di Tokyo.
Itu merupakan harga tertinggi sejak 1993 ketika data harga telur pertama kali tersedia.
Wabah flu burung di Jepang menyebar pada tingkat yang belum pernah terjadi sebelumnya. Sejak Oktober tahun lalu, sekitar 80 kasus flu burung dilaporkan di 26 dari 47 prefektur di Jepang.
Ada kekhawatiran bahwa kenaikan harga telur akan semakin meningkat, terlebih pemulihan stok telur akan memakan waktu setidaknya enam bulan.
Sesuai prosedur standar, ketika infeksi dikonfirmasi di peternakan unggas, semua burung yang dipelihara di sana harus dimusnahkan.
Dibutuhkan tiga sampai tujuh bulan untuk peternakan tersebut melanjutkan produksi ayam seperti biasa.
BERITA TERKAIT: