Dalam pernyataan yang dikeluarkan kantor berita
KCNA, Komite menyalahkan Amerika Serikat (AS) sebagai dalang yang menghasut perpecahan di Semenanjung dengan melakukan berbagai latihan militer.
"Sudah menjadi fakta umum bahwa keamanan regional terancam dan fondasi perdamaian dan keamanan internasional terguncang karena skema hegemoni AS menghasut perpecahan dan konfrontasi serta menghambat stabilitas dan pembangunan," tulis pernyataan tersebut.
Menurut Komite, AS terus meningkatkan provokasi militernya terhadap Republik Demokratik Rakyat Korea (DPRK) dengan latihan gabungannya bersama Korea Selatan dan Jepang, yang ditujukan untuk melawan DPRK.
Selain itu, AS juga telah berupaya mengisolasi DPRK dari internasional, melalui sanksi ilegal dan tidak etis, dengan dalih ancaman masalah HAM untuk menjelekkan DPRK di PBB dan arena internasional.
Dalam merespon upaya dari AS dan antek-anteknya itu, DPRK bisa saja membalas dengan angkatan bersenjata nuklirnya yang akan menjalankan misi tersebut, seperti latihan peluncuran rudal balistik ICBM Hwasongpho-17 baru-baru ini, sebagai bukti nyata.
Akan tetapi, menurut Komite, mereka tidak akan melakukan itu sampai konflik dengan kemungkinan eskalasi yang berbahaya dirasa akan benar-benar terjadi.
Untuk itu, saat ini Komite menuntut penghentian segera tindakan permusuhan militer yang merusak perdamaian dan stabilitas di Semenanjung Korea dan kawasan, sebelum mereka membalas seluruh upaya tersebut dengan kekuatan nuklirnya, yang dapat merusak stabilitas regional dan mengancam keamanan AS sendiri.
"Komite Perdamaian Nasional Korea sangat yakin bahwa Anda, yang mencintai perdamaian dan keadilan, akan memberikan dukungan dan solidaritas yang tulus kepada rakyat Korea dalam perjuangan untuk menjaga perdamaian dan stabilitas negara," tutup pernyataan itu.
BERITA TERKAIT: