Seperti dimuat
Irish Examiner pada Kamis (16/3), Pengadilan Tinggi Lahore telah memerintahkan polisi untuk mundur, karena mereka telah menangguhkan penangkapan Khan hingga Jumat pekan ini.
Saat ini, pengadilan juga telah meminta tim hukum Khan untuk merundingkan rencana penyelesaian masalah tersebut, tanpa adanya bentrokan yang terjadi dengan aparat keamanan.
Penangguhan ini telah memberi sedikit kelegaan bagi gelombang kericuhan yang dikhawatirkan kembali terjadi di Islamabad, karena para pendukung Khan telah bersiap memegang tongkat untuk mencegah polisi membawa pemimpinnya itu.
Namun, menurut pantauan dari
Irish Examiner, polisi dan paramiliter masih berada di depan rumah Khan, di Lahore.
"Terlepas dari perintah tersebut, polisi dan paramiliter yang dikerahkan untuk menangkapnya tidak segera ditarik," tulis media tersebut.
Kekerasan sebelumnya pecah di Lahore pada Selasa (14/3), ketika sekitar 1.000 pendukung Khan bentrok dengan aparat, yang menembakkan gas air mata dan menggunakan meriam air untuk membubarkan massa.
Akibat kericuhan tersebut, beberapa orang dikabarkan terluka, karena para pendukung Khan juga melemparkan bom molotov, dan batu.
Imran Khan, sebagai mantan PM yang digulingkan itu mendapatkan tuduhan bahwa dia telah menjual hadiah negara secara ilegal dan menyembunyikan asetnya, dengan pengadilan telah mengeluarkan surat penangkapannya agar ia bisa menjelaskan semua tuduhan itu.
Menurut pernyataannya, Khan bersedia menghadap pengadilan. Namun, aparat keamanan mengerahkan banyak pasukannya untuk menangkap mantan PM itu yang kini telah memicu aksi ricuh yang terjadi di depan kediaman Khan.
"Kejahatan apa yang saya lakukan sehingga rumah saya diserang seperti ini," kata Khan, dalam cuitannya di Twitter.
BERITA TERKAIT: