Banyak warganet yang menganggap itu sebagai fenomena hujan cacing yang benar-benar terjadi. Tetapi banyak juga di antara mereka yang berusaha membuktikan bahwa video tersebut dan laporan yang diberitakan tidak benar.
Mengutip Edification University pada Selasa (14/3), video yang telah ditonton lebih dari 800 orang itu diketahui diambil di Provinsi Liaoning, China, dan diunggah pertama kali di Twitter pada 11 Maret lalu.
Meski pemerintah setempat belum memberikan klarifikasi yang jelas atas video tersebut, namun beredar kabar bahwa masyarakat telah diimbau untuk membawa payung, mencari perlindungan dan tidak keluar rumah.
Teori tentang hujan cacing ramai bermunculan di kolom komentar, dengan banyak di antaranya mengatakan cacing itu berjatuhan di satu tempat karena terkumpul oleh tornado kemudian terseret oleh badai yang sangat kuat.
Asumsi ini merujuk pada fenomena hujan katak yang pernah dipublikasikan surat kabar di Kansas City, AS pada 1873 dan hujan kecebong yang terlihat jatuh dari langit di Prefektur Ishikawa, Jepang pada 2009 lalu.
Meski teori ini nampak memungkinkan, banyak juga yang mengatakan itu adalah palsu, karena nyatanya tidak ada badai yang menimpa Beijing baru-baru ini.
Wartawan China Shenzhou dalam cuitannya mengklaim video tentang cacing itu palsu.
Ia menjelaskan bahwa apa yang terlihat seperti cacing, sebenarnya itu adalah bunga dari pohon poplar yang mekar menjadi catkins panjang yang menyerupai ulat berbulu yang memang biasa terjadi setiap musim semi.
Dengan banyaknya penemuan virus varian baru di China, masyarakat menjadi lebih sensitif terkait informasi baru, terutama berkaitan dengan wabah ataupun kejadian aneh.
BERITA TERKAIT: