"Negara ini dan benua ini layak untuk dihormati dan didengarkan, mereka layak untuk menemukan ruang dan mendapat perhatian," ujar Paus yang mendapat sambutan meriah ketika tiba di Bandara Internasional Kinshasa, Kongo, pada Selasa sore.
Selusin pejabat termasuk Perdana Menteri Kongo Sama Lukonde, bersama otoritas sipil dan agama, menyambut paus di kaki pesawat.
Paus Fransiskus kemudian dikawal menuju Istana Negara untuk bertemu dengan Presiden Kongo Felix Antoine Tshisekedi.
Tiba di istana, Paus menyatakan penyesalannya mengenai penderitaan Kongo dan negara-negara lain di Afrika yang menurutnya mendapat perlakuan yang kurang adil.
Republik Demokratik Kongo adalah negara yang kaya akan coltan—bahan utama dalam pembuatan smartphone, tablet, dan komputer dan sering disebut emas hitam karena nilainya.
Namun, meskipun merdeka pada tahun 1960, negara itu masih terus terus terlibat dalam konflik politik, suku, dan bahkan antaragama.
Kongo juga mengalami eksploitasi yang mahal. Misalnya, lebih dari seratus kelompok bersenjata memperebutkan daerah ekstraksi ilegal untuk mendapatkan uang guna membeli senjata. Situasi ini juga terjadi dengan sumber daya lain seperti berlian.
"Bebaskan Republik Demokratik Kongo! Bebaskan Afrika! Berhenti mencekik Afrika: Afrika bukan tambang untuk ditelanjangi atau medan yang akan dijarah." kata Paus, seperti dikutip dari
Africa News. Paus kemudian mendoakan kedamaian dan kesejahteraan bagi masyarakat Kongo dan negara Afrika lainnya. Kongo merupakan komunitas Katolik terbesar di Afrika dengan 45 juta umat Katolik, atau sekitar 50 persen dari total populasi.
Presiden Tshisekedi menyambut baik pernyataan Paus dan berterima kasih untuk dukungan tersebut.
“Penghapusan ancaman keamanan di negara kita tentu akan berkontribusi pada efektivitas perang melawan perubahan iklim dan perlindungan lingkungan. Kunjungan pastoral Anda pasti akan berkontribusi untuk memperkuat tekad ini dan orang-orang kami siap menyambut pesan perdamaian Anda, harapan, kenyamanan, penguatan, dan persaudaraan," kata Tshisekedi.
BERITA TERKAIT: