Berkumpul di antara lilin, bunga, serta spanduk, teman dan kolega berdiri di luar stasiun radio Amplitude FM, tempat Martinez Zogo bekerja, pada Senin (23/1) waktu setempat.
"Saya yakin pembunuhan itu adalah pesan yang dikirim ke semua jurnalis independen dan semua orang yang berpikir bahwa negara ini dapat berfungsi secara berbeda," kata seorang wartawan bernama Jean Bruno Tagne selama acara, seperti dikutip dari
Africa News.
"Jurnalis harus terus melakukan pekerjaan mereka. Kita sama sekali tidak boleh menyerah pada rasa takut sehingga kita tidak bermain di tangan algojo Martinez dan agar dia tidak mati sia-sia," katanya.
Zogo, direktur stasiun radio swasta Amplitude FM, diculik pada 17 Januari oleh penyerang tak dikenal. Jenazah wartawan terkemuka Kamerun ditemukan pada Minggu di dekat Yaounde, dalam keadaan termutilasi, lima hari setelah dia diculik.
Ia menjadi pembawa acara harian populer di Amplitude FM di mana, menurut Komite Perlindungan Wartawan (CPJ), dia baru-baru ini mengomentari dugaan penggelapan dalam pengadaan sektor publik yang menguntungkan seorang pengusaha terkemuka.
"Zogo menjalani hukuman penjara dua bulan karena pencemaran nama baik pada tahun 2020," kata CPJ.
BERITA TERKAIT: