Dalam pesannya, Diaz-Canel mengaku terhormat menerima suksesi sebagai presiden G77+China setelah sebelumnya dipegang Pakistan.
"Atas nama rakyat dan Pemerintah Kuba, saya sangat berterima kasih kepada Kelompok 77 plus China atas kepercayaan yang diberikan di Kuba untuk memimpin negara-negara yang luas dan representatif ini tahun ini," kata Diaz-Canel dalam pesan yang diterima redaksi. Kami juga memuji pekerjaan terpuji yang dilakukan oleh Pakistan sebagai pemimpin Grup selama tahun 2022," ujarnya.
"Kami merasa sangat terhormat untuk mewakili kelompok yang beragam dan berkembang ini di saat tantangan besar bagi negara berkembang," lanjut presiden Kuba.
Dalam pesannya, Sekretaris Pertama Komite Sentral Partai Komunis Kuba itu juga menyerukan persatuan untuk mengatasi hambatan yang menghalangi kemajuan rakyat saat ini.
"Bangsa kita terus berada di barisan belakang pembangunan global, sementara mereka menanggung konsekuensi dari berbagai krisis dan ketidaksetaraan yang berasal dari tatanan internasional yang tidak adil saat ini," katanya.
Mengingat skenario global ini, Diaz-Canel memuji peran G77+China sebagai kesadaran ekonomi negara-negara terbelakang, yang katanya, mempromosikan persatuan antar bangsa, wilayah, identitas, budaya, dan tingkat pembangunan yang berbeda.
Dia menekankan bahwa kekuatan dua pertiga dunia telah memungkinkan untuk mencapai kemajuan yang signifikan dalam tujuan dan cita-cita tertentu, tetapi masih banyak masalah substansial yang tertunda.
Pemimpin Kuba mengklaim bahwa menjelang kemunduran yang disebabkan oleh pandemi Covid-19 di beberapa negara, sangat penting untuk mencapai konsensus tentang masalah yang mempengaruhi blok tersebut dan negara anggotanya.
Dalam pesannya, Diaz-Canel menegaskan kembali komitmennya untuk terus bekerja tanpa lelah demi membela kepentingan tertinggi negara-negara anggota G77+China.
Kelompok G-77 didirikan pada 15 Juni tahun 1964 sebagai organisasi antar-pemerintah negara-negara berkembang terbesar di Perserikatan Bangsa-Bangsa. Terdapat 77 anggota pendiri dari organisasi tersebut. Pada November 2013, organisasi berkembang menjadi 134 negara anggota termasuk China.
BERITA TERKAIT: