Setidaknya 33 juta warga Pakistan terdampak. Lebih dari 1.460 pusat kesehatan rusak dan 432 di antaranya hancur total di wilayah Sindh.
Dimuat
Dawn pada Rabu (7/9), WHO mengambil tindakan segera dengan mendirikan lebih dari 4.500 kamp dan melakukan lebih dari 230 ribu tes cepat untuk diare akut, malaria, demam berdarah, hepatitis, dan chikungunya.
Jurubicara WHO Tarik Jasarevic menyebut berbagai penyakit tersebut telah lama beredar di Pakistan, bersama Covid-19, HIV dan polio. Penyebaran penyakit semakin memburuk di tengah bencana banjir yang melanda.
"Kami telah menerima laporan peningkatan jumlah kasus diare akut, tipus, campak, dan malaria, terutama di daerah yang terkena dampak paling parah. Situasinya diperkirakan akan memburuk, karena masih sulit untuk mencapai daerah yang dilanda banjir," ujarnya.
Di tengah peringatan WHO terkait kondisi Pakistan, Jepang berjanji akan memberikan bantuan darurat sebesar Rp 103 miliar untuk Pakistan, Qatar akan meluncurkan jembatan udara dan badan pengungsi PBB telah memasang operasi pengangkutan udara besar-besaran dari Dubai.
Bantuan yang telah terkumpul termasuk 40 ribu tikar, hampir 15 ribu set dapur, dan sekitar 5 ribu terpal serbaguna. Selain itu juga termasuk 4.500 alas tidur, 400 terpal, dan hampir 5.000 peralatan dapur.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: