Kantor Berita Rusia,
TASS melaporkan bahwa Kremlin telah menyusun daftar tersebut berpatokan pada negara mana saja yang melakukan tindakan tidak bersahabat terhadap Rusia, perusahaannya, dan warganya" melalui sanksi.
Di antara yang masuk daftar adalah Australia, negara bagian Uni Eropa, AS, Inggris, Kanada, Ukraina, Singapura, Jepang, dan Taiwan.
"Negara dan wilayah yang disebutkan dalam daftar memberlakukan atau bergabung dengan sanksi terhadap Rusia setelah dimulainya operasi militer khusus Angkatan Bersenjata Rusia di Ukraina," kata pernyataan yang dilaporkan TASS.
Daftar panjang itu disusun sebagai bagian dari dekrit Presiden Rusia Vladimir Putin untuk memperkenalkan langkah-langkah ekonomi sementara yang bertujuan memberikan stabilitas ekonomi di negara itu dalam menghadapi sanksi internasional.
Di antara dekrit tersebut adalah undang-undang yang memungkinkan warga, perusahaan, dan badan negara Rusia untuk membayar kembali kreditur asing dalam rubel.
Rubel Rusia jatuh lebih jauh terhadap dolar AS pada hari Senin, mencapai rekor terendah, seiring berkembangnya pembicaraan mengenai kemungkinan sanksi terhadap energi Rusia.
Sebelum konflik dengan Ukraina dimulai, biasanya nilai perdagangan berada antara 70 hingga 80 rubel per dolar. Pada posisi terendah Senin, rubel Rusia telah kehilangan 90 persen nilainya terhadap dolar AS sejak awal tahun.
BERITA TERKAIT: