Dari Ledakan AI hingga Bencana Sumatera: Dunia Ucapkan Selamat Tinggal 2025

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/reni-erina-1'>RENI ERINA</a>
LAPORAN: RENI ERINA
  • Rabu, 31 Desember 2025, 12:20 WIB
Dari Ledakan AI hingga Bencana Sumatera: Dunia Ucapkan Selamat Tinggal 2025
Ilustrasi (RMOL/Reni Erina)
rmol news logo Dunia bersiap mengucapkan selamat tinggal pada tahun 2025, sebuah tahun yang dipenuhi gejolak politik, konflik bersenjata, bencana iklim, serta harapan perdamaian yang belum sepenuhnya terwujud. 

Tahun 2025 dikenang sebagai salah satu tahun terpanas dalam sejarah. Gelombang panas ekstrem memicu kebakaran hutan di Eropa, kekeringan parah di Afrika, serta hujan lebat yang menimbulkan korban jiwa di Asia Tenggara, termasuk di Sumatera dan Aceh serta sebagian besar wilayah tanah air.

Sydney Sambut Tahun Baru dengan Duka dan Doa Perdamaian

Sydney, Australia yang sering dijuluki “ibu kota Tahun Baru dunia”  menjadi salah satu kota besar pertama yang menyambut 2026. Namun, perayaan kali ini dibayangi tragedi penembakan massal di Pantai Bondi dua pekan sebelumnya yang menewaskan 15 orang.

Sebagai bentuk penghormatan, perayaan akan diawali dengan mengheningkan cipta selama satu menit. Jembatan Pelabuhan Sydney juga akan diterangi cahaya putih sebagai simbol perdamaian. Keamanan diperketat, dengan polisi bersenjata berpatroli di tengah ratusan ribu warga yang diperkirakan memadati tepi pelabuhan untuk menyaksikan pesta kembang api.

“Ini tahun yang berat bagi banyak orang. Semoga dunia terlihat lebih cerah di 2026,” ujar Steph Grant, warga Sydney berusia 32 tahun, dikutip dari Japan Times, Rabu 31 Desember 2025.

Politik Global: Trump, Tarif, dan Konflik Berkepanjangan

Kembalinya Donald Trump ke Gedung Putih pada Januari 2025 kembali mengguncang dunia. Kebijakan tarif agresif yang ia terapkan memicu ketidakstabilan pasar global, dari negara-negara kepulauan Pasifik hingga kawasan industri besar di China.rmol news logo article

Di Timur Tengah, setelah dua tahun perang yang menghancurkan Jalur Gaza, tekanan internasional - terutama dari Amerika Serikat - berhasil mendorong gencatan senjata rapuh antara Israel dan Hamas. Namun, saling tuding pelanggaran membuat masa depan perdamaian jangka panjang masih diragukan.

Perang Rusia-Ukraina juga terus berlanjut memasuki tahun keempatnya. Upaya diplomasi intensif belum membuahkan hasil, terutama karena Ukraina menolak menyerahkan wilayahnya, sementara Rusia enggan mundur.

Dunia Bergerak ke 2026: Olahraga, Luar Angkasa, dan AI

Menatap 2026, dunia bersiap menghadapi berbagai agenda besar. Olimpiade Musim Dingin akan digelar di Pegunungan Dolomit, Italia, sementara Piala Dunia sepak bola terbesar sepanjang sejarah akan berlangsung di Amerika Serikat, Meksiko, dan Kanada dengan 48 tim peserta.

Di bidang luar angkasa, misi Artemis II NASA berencana membawa manusia kembali mendekati bulan untuk pertama kalinya dalam lebih dari 50 tahun. Sementara itu, kecerdasan buatan (AI) yang sebelumnya dipuja, kini mulai menghadapi pengawasan ketat, seiring kekhawatiran akan potensi “gelembung” investasi.rmol news logo article
EDITOR: RENI ERINA

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA