Kecaman tersebut disampaikan Qassem saat melakukan wawancara dengan Anadolu Agency, Rabu (31/3). Dia mengatakan keputusan itu adalah sebuah kesalahan hasil dari perjanjian normalisasi dengan pasukan pendudukan.
Qassem menekankan bahwa perjanjian tersebut hanya melayani kepentingan Israel, bukan negara-negara Arab di wilayah tersebut.
Penunjukkan Al-Jalahma mengikuti langkah pemerintah Israel yang sebelumnya menunjuk kepala sementara misi diplomatiknya untuk Bahrain pada Januari lalu, sebagai bagian dari kesepakatan normalisasi hubungan antara kedua negara.
Israel menjalin hubungan formal dengan Uni Emirat Arab dan Bahrain sebagai bagian dari perjanjian yang ditengahi AS pada 15 September 2020, sebuah langkah yang diikuti oleh Sudan dan Maroko.
Para pemimpin Palestina telah mengecam kesepakatan itu sebagai pengkhianatan terhadap perjuangan mereka.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: