Hal itu terungkap saat Whipps melakukan wawancara dengan
CNA pada Senin (22/3). Menurut pengakuannya, dia didekati oleh pejabat China dan memintanya untuk memutuskan hubungan dengan Taiwan, setelah dia memenangkan pemilihan presiden pada November 2020. Whipps mengatakan dia dengan sopan menolak kesepakatan untuk melompat ke Beijing.
"Saya percaya bahwa kita harus bebas memilih siapa teman kita, dan tidak ada yang boleh mengatakan 'Saya tidak bisa menjadi teman seseorang'," akunya, seperti dikutip dari
Taiwan News, Selasa (23/3).
"Jika Anda ingin menjadi teman kami, kami persilakan. Tetapi jangan beri tahu saya siapa yang bisa menjadi teman saya," ujarnya kepada para pejabat China itu.
Dia menunjukkan bahwa pertemuan virtual pertamanya dengan Presiden Tsai Ing-wen pada bulan Januari lalu telah menyentuh kemungkinan gelembung perjalanan antara kedua negara. Whipps menekankan bahwa dia bertujuan untuk memperkuat hubungan dengan Taiwan dan "membangun kepercayaan antara kedua negara dan rakyat."
"Palau adalah negara yang damai dan demokratis, penting memiliki hubungan yang kuat dengan negara-negara yang memiliki nilai yang sama dengan yang kita miliki," katanya.
Dia juga menyatakan bahwa Palau "beruntung menjadi mitra yang kuat dengan Taiwan."
Palau adalah salah satu dari empat sekutu Pasifik yang tersisa, termasuk Kepulauan Marshal, Tuvalu, dan Nauru, dan salah satu dari 15 sekutu total Taiwan di seluruh dunia.
Ini adalah sebuah negara kepulauan yang terletak di Samudra Pasifik, 200 km sebelah utara wilayah provinsi Papua Barat, 255 km sebelah timur wilayah provinsi Maluku Utara, 500 km sebelah timur wilayah provinsi Sulawesi Utara dan 500 km sebelah timur negara Filipina.
BERITA TERKAIT: