Kerusuhan Capitol Hill, Pendukung Trump Awalnya Berniat Ledakkan Gedung Parlemen

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/sarah-meiliana-gunawan-1'>SARAH MEILIANA GUNAWAN</a>
LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN
  • Jumat, 26 Februari 2021, 17:46 WIB
Kerusuhan Capitol Hill, Pendukung Trump Awalnya Berniat Ledakkan Gedung Parlemen
Kerusuhan di Capitol Hill, Amerika Serikat pada 6 Januari 2021/Net
rmol news logo Insiden kerusuhan di Capitol Hill pada 6 Januari 2021 yang dilakukan oleh para pendukung mantan Presiden Donald Trump menjadi mimpi buruk bagi Amerika Serikat (AS). Kendati begitu, apa yang telah terjadi di Capitol Hill nyatanya tidak seburuk yang direncanakan oleh pendukung Trump sebelumnya.

Menurut Penjabat Kepala Polisi Capitol Yogananda Pittman, pendukung Trump berniat untuk meledakkan gedung dan membunuh anggota Kongres.

Ia mengatakan, para ekstremis juga menargetkan gedung Capitol ketika pidato Presiden Joe Biden menyampaikan pidato kenegaraannya di Kongres. Sejauh ini belum ada jadwal bagi Biden untuk menyampaikan pidato yang biasanya dilakukan awal tahun itu.

Pittman sendiri menyampaikan hal tersebut ketika berbicara di depan anggota parlemen untuk membahas keamanan gedung.

"Anggota kelompok milisi yang hadir pada 6 Januari telah menyatakan keinginan mereka bahwa mereka ingin meledakkan Capitol dan membunuh anggota sebanyak mungkin dengan hubungan langsung dengan State of the Union," ujar Pittman, seperti dikutip Reuters.

"Kami pikir sangat bijaksana jika Kepolisian Capitol mempertahankan postur keamanan yang ditingkatkan dan kuat sampai kami mengatasi kerentanan tersebut di masa mendatang," tambahnya.

Setelah insiden kerusuhan pada 6 Januari, pengamanan Capitol terus diperketat, termasuk memasang pagar yang dilapisi kawat silet dan pos pemeriksaan yang diawaki oleh Garda Nasional.

Sekitar 5.000 tentara diperkirakan akan bertahan hingga pertengahan Maret di Capitol.

Insiden kerusuhan di Capitol terjadi ketika pendukung Trump berupaya menghentikan Kongres untuk mengesahkan kemenangan Biden.

Sejauh ini, lebih dari 200 orang telah didakwa atas peran mereka dalam kerusuhan tersebut. Trump juga dimakzulkan untuk kedua kalinya karena dianggap mendorong merusuhan dengan menyuarakan kecurangan pemilu. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA