Prabowo dan Trump akan Teken Perjanjian Dagang pada Januari 2026

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/alifia-dwi-ramandhita-1'>ALIFIA DWI RAMANDHITA</a>
LAPORAN: ALIFIA DWI RAMANDHITA
  • Selasa, 23 Desember 2025, 10:32 WIB
Prabowo dan Trump akan Teken Perjanjian Dagang pada Januari 2026
Presiden AS Donald Trump dan Presiden Prabowo Subianto (Foto: Biro Pers Sekretariat Presiden)Presiden AS Donald Trump dan Presiden Prabowo Subianto (Foto: Biro Pers Sekretariat Presiden)
rmol news logo Presiden Prabowo Subianto dijadwalkan melakukan pertemuan langsung dengan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump untuk menandatangani kesepakatan dagang antara RI-AS pada awal tahun 2026.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto memastikan penyelesaian perjanjian tarif resiprokal tersebut memasuki tahap final pada minggu kedua, dan rampung sebelum akhir Januari 2026.

"Dokumen yang ditargetkan selesai satu minggu setelah seluruh proses teknis diselesaikan. Sebelum akhir Januari akan disiapkan dokumen ditandatangani resmi oleh Bapak Prabowo dan Presiden AS Donald Trump," kata Airlangga dalam konferensi pers virtual pada Selasa, 23 Desember 2025.

Airlangga mengatakan saat ini pihak Amerika sedang mengatur waktu untuk merencanakan pertemuan antara kedua pemimpin tersebut.

"Kita harap proses teknis selanjutnya dapat selesai sesuai tenggat waktu sehingga pada akhir Januari 2026 bisa dilakukan penandatanganan dokumen Agreement on Reciprocal Tariff (ART) oleh Bapak Presiden Prabowo dan Bapak Presiden Trump. Dengan demikian manfaat dari perjanjian ini membuka akses pasar dua negara," tuturnya.

Adapun perjanjian ini merupakan kesepakatan lanjutan pada 22 Juli lalu setelah AS menurunkan tarif resiprokal RI dari 32 persen menjadi 19 persen. Dalam kesepakatan itu, Washington juga membebaskan tarif khusus untuk produk-produk unggulan ekspor di Indonesia seperti minyak kelapa sawit, kopi, kakao.

Sementara Indonesia berkomitmen membuka akses pasar luas bagi AS untuk mengatasi isu-isu hambatan non-tarif yang selama ini dinilai membatasi kerja sama antar kedua negara.rmol news logo article
EDITOR: RENI ERINA

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA