Berdasarkan penuturan dua pemimpin setempat, konflik terjadi antara anggota suku Masalit dan Fallata di kota Gereida yang dipicu oleh sumber air.
Kantor berita SUNA menyebut, perselisihan itu berakhir dengan pembunuhan dua orang dari suku Fallata. Hal itu membuat suku Fallata membalas dengan membunuh 13 orang dari suku Masalit, dan melukai 34 lainnya.
Sejak konflik yang meletus pada 2003, Darfur menjadi wilayah yang paling bergejolak di Sudan. Negara bagian itu sudah menyaksikan beberapa bentrokan berdarah antara suku-suku selama dua tahun terakhir.
Gereida sendiri terletak 97 kilometer di selatan Nyala, ibukota negara bagian Darfur Selatan.
Sebagai tanggapan, Gubernur Darfur Selatan Mousa Mahdi mengatakan pertemuan komite keamanan dengan militer dan pemimpin komunitas lokal di Gereida pada Minggu (27/12).
Pertemuan itu memutuskan dikerahkannya pasukan dalam jumlah besar untuk mengejar para pelaku dan mengumpulkan senjata. Mereka juga sepakat membentuk panitia investigasi.
Pekan lalu, Dewan Keamanan PBB memutuskan untuk mengakhiri misi penjaga perdamaian PBB dan Uni Afrika di Darfur atau UNAMID, pada 31 Desember, lebih dari 13 tahun setelah operasi itu ditetapkan.
Banyak penduduk Darfuri mengatakan UNAMID belum secara efektif melindungi mereka, tetapi mereka khawatir penarikan itu akan membuat mereka lebih rentan dan telah melancarkan protes dalam beberapa pekan terakhir.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: